Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mencari Kehangatan di Nuria's Deli

4 April 2012   08:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image and video hosting by TinyPic

[caption id="" align="aligncenter" width="524" caption="Nuria's Deli tampak depan"][/caption] Hujan mengguyur kawasan Tebet Utara, Kuningan saat saya tiba di Nuria’s Deli, sebuah resto mungil yang berdiri di area yang juga dikenal sebagai distrik distro Jakarta ini. Nuria’s Deli menjadi tempat bisnis pertama yang ditetapkan sebagai tuan rumah untuk acara “Get Urbanized April” hasil kerjasama Kompasiana dan situs city directory Urbanesia. Acara dibuka pada pukul 17.15 WIB oleh Yodi Putra dari Urbanesia. Yodi menyambut para peserta yang sudah datang, lalu menjelaskan sedikit tentang Urbanesia sebelum memperkenalkan Nuria’s Deli. Penjelasan tentang Nuria’s Deli diterangkan dalam bentuk tanya jawab singkat, Yodi bertanya, dan Nuria tentu saja menjawab. Dari informasi yang diberikan, pengunjung yang hadir akhirnya mengetahui bahwa resto mungil ini berdiri sejak 1 Oktober 2011. Nama Nuria’s Deli diambil dari nama pemiliknya, Nuria, yang merupakan lulusan kuliner pastry dari sebuah sekolah di Perancis. Deli sendiri dalam Bahasa Inggris berarti toko makanan. Jadi secara harfiah Nuria’s Deli adalah toko makanan milik Nuria. Karena menyandang nama sang pemilik, tidak heran bila pertama kali memasuki resto ini, auranya terasa lembut dan feminin. Warna ungu menjadi highlight yang menjadi ciri khas Nuria’s Deli, sepertinya ini adalah warna favoritnya. Meskipun terbilang kecil, Nuria’s Deli menawarkan atmosfer yang nyaman dengan dekorasi interior yang cukup unik, yaitu beragam kutipan berbahasa Inggris yang dibingkai rapi dan ditempel di dinding, serta bohlam-bohlam lampu tak terpakai berisi dedaunan yang menggelantung di langit-langit. Tempat ini cocok bagi yang mencari kehangatan maupun butuh inspirasi untuk menulis. Awalnya Nuria’s Deli ingin dibuat sebagai cabang dari Ai-chan, restoran Jepang yang lebih dulu debut sebagai bisnis kuliner keluarga. Ai-chan terletak di Sampoerna Strategic Square, Jakarta. Namun, setelah melihat bahwa di sekitar sudah banyak restoran dengan konsep yang sama, Nuria memutuskan untuk membuat sesuatu yang berbeda. Karena itulah, meski menyajikan sejumlah hidangan Jepang seperti sushi, gyutan don, dan ramen, tidak terasa nuansa negeri sakura itu pada desain interiornya. Apalagi pilihan menunya bukan hanya makanan Jepang saja, tapi ada pula beragam cupcake, dessert, dan icip-icip manis lainnya. Meski menu yang ditawarkan bernuansa internasional, jangan khawatir karena harganya ramah kantong, berkisar dari Rp 7.000 hingga Rp 50.000 saja lho. Perbedaan nuansa dan komposisi menu ternyata ini dikarenakan target market Nuria’s Deli dan Ai-chan berbeda. “Kalau Ai-chan menyasar pada kaum eksekutif, Nuria’s Deli lebih (menyasar) ke anak-anak muda. Mereka kan bukan hanya pengen makanan enak saja, tapi juga tempat yang asik buat nongkrong, ngobrol lama-lama, dan bisa foto-foto dengan background lucu,” kata Rima, adik Nuria yang juga membantu bisnis kuliner ini. [caption id="" align="aligncenter" width="599" caption="Gyutan Don, the most popular menu at Nuria"]

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="599" caption="Red Velvet Cupcake made by Nuria herself"]
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
[/caption] Usai memberi penjelasan tentang Nuria’s Deli, seluruh peserta acara “Get Urbanized April” mendapat kesempatan untuk mencicipi menu favorit yang banyak dibeli pelanggan, yaitu Gyutan Don. Menu ini terbuat dari lidah sapi yang disajikan hangat dalam wadah unik berbentuk bulat. Makan Gyutan Don ditemani Ocha hangat di kala hujan menyergap begini memang paling nikmat. Tapi santapan yang disajikan bukan hanya itu. Kenyang menyantap Gyutan Don, kami disuguhkan Red Velvet Cupcake yang dibuat sendiri oleh Nuria, sang pemilik restoran. Jangan heran mendengarnya, sebab Nuria menimba ilmu tentang pastry sampai ke Perancis. Perut kenyang, hati pun senang. Apalagi seluruh peserta acara mendapatkan voucher gratis dari Nuria’s Deli untuk menyantap menu asik ini sekali lagi. Wah, semakin senang rasanya. [caption id="" align="aligncenter" width="599" caption="Yodi Putra (kanan, berdiri) sedang memberi penjelasan tentang Urbanesia dan Nuria"]
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
[/caption] Acara dilanjutkan kembali setelah sholat maghrib. Kali ini Yodi dari Urbanesia membagi-bagikan sejumlah voucher menggiurkan kepada para peserta yang dapat menjawab pertanyaan kuis. Mas Erri, saya, dan Mas Choirul Huda menjadi tiga orang yang beruntung membawa pulang voucher tersebut :)

Terima kasih kepada Kompasiana, Urbanesia, dan Nuria’s Deli yang telah menyambut kami dengan hangat dalam acara “Get Urbanized April”. Semoga acara serupa di bulan Mei juga bisa berjalan dengan sukses dan menyenangkan. Kepada kawan-kawan Kompasianer (sayang Om Jay dan Joshua tidak datang), terima kasih telah datang dan berbagi cerita dan tawa dengan saya. Sampai jumpa di acara lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun