Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Google Tersangkut Perebutan Pulau Dokdo

27 Oktober 2012   13:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1351346150596401225

[caption id="attachment_220349" align="alignnone" width="757" caption="Pulau Dokdo / Takeshima di Google Map (screen captured @dearmarintan)"][/caption]

Ada yang pernah mendengar tentang Pulau Dokdo? Pulau Dokdo adalah sebuah pulau yang saat ini tengah menjadi sengketa antara Korea Selatan dan Jepang. Pulau ini menjadi rebutan kedua negara karena letaknya yang berada di wilayah perairan yang membatasi kedua negara. Bagi orang Korea Selatan, pulau tersebut dikenal dengan nama Dokdo, sedangkan bagi orang Jepang, pulau itu dinamai Takeshima.

Ketegangan di antara kedua negara akibat perebutan pulau tersebut sebenarnya sudah cukup lama, namun hingga hari ini belum ada kata sepakat tentang negara mana yang berhak mengklaimnya. Lalu mengapa Google bisa tiba-tiba terseret dalam perebutan pulau ini? Rupanya ini diakibatkan oleh perubahan alamat Dokdo dalam Google Map. Semula Dokdo beralamat di "799-800 Ulleung" yang menunjukkan lokasinya di Korea Selatan. Namun sejak Jumat, 26 Oktober 2012 alamat tersebut dihapus dari pemetaan Google.

Dari berita yang saya baca di Chosun Ilbo, wilayah perairan di sekitar pulau tersebut ditandai dengan keterangan "Laut Jepang" atau "Laut Timur". Ini menimbulkan protes keras dari pemerintah Korea Selatan yang menuduh Google memihak. Protes semakin keras berhembus ketika pemerintah Korea Selatan baru tahu bahwa perubahan alamat pulau tersebut muncul akibat permintaan dari kabinet Yoshihiko Noda pada tanggal 3 Oktober lalu yang menelepon Google untuk menghapus alamat Korea yang tercantum pada pulau yang mereka namai Takeshima itu.

Kepala Divisi Komunikasi Produk Google David Marx menjelaskan bahwa pihaknya telah memberitahukan Kedutaan Besar Korea Selatan di Amerika Serikat terkait perubahan nama itu pada 18 Oktober. Seperti yang dikutip dari Korea Times, Marx mengatakan, "Perubahan ini sejalan dengan kebijakan global yang telah kami tetapkan sejak lama dan tidak dibuat berdasarkan permintaan dari pemerintah negara mana pun." Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Cho Tai Young menyatakan bahwa perubahan nama tersebut tidak bisa diterima.

Berdasarkan pengamatan saya barusan, alamat Dokdo di Google Map memang sudah tidak lagi mencantumkan lokasinya yang semula di Korea Selatan. Namun, pernyataan Korea Selatan tentang nama wilayah perairan di sekitarnya yang dilabeli "Laut Timur" atau "Laut Jepang" pun tidak nampak. Google dalam hal ini, saya kira sedang mengambil posisi netral dari sengketa pulau yang tengah memanaskan situasi kedua negara bertetangga tersebut. Meski memang harus diakui perubahan nama tersebut terjadi setelah ada telepon dari Tokyo yang membuat warga Korea Selatan berpikir Google berat sebelah. Sebenarnya saya kira tidak demikian, sebab bila mau dilihat lebih teliti lagi, kini mesin pencari Google versi Bahasa Inggris tidak lagi menyediakan laman tentang pulau tersebut dengan nama Dokdo atau Takeshima, melainkan menyebutnya dengan Liancourt Rocks. Pemilihan nama ini tentu bukan tanpa alasan bukan?

Liancourt Rocks atau bebatuan Liancourt adalah sebutan lain untuk kepulauan kecil yang diklaim bernama Dokdo oleh Korea Selatan atau Takeshima oleh Jepang. Liancourt diambil dari Le Liancourt, nama kapal perburuan ikan paus milik Perancis yang pada tahun 1849 silam nyaris hancur menabrak pulau tersebut. Pemakaian nama Liancourt untuk hasil pencarian atas pulau tersebut di situs pencari versi Bahasa Inggris merupakan upaya Google menjadi netral di mata internasional. Meskipun begitu untuk laman Google berbahasa Korea nama Dokdo tetap dipakai, sama halnya dengan nama Takeshima yang tetap muncul di laman Google berbahasa Jepang.

Terseretnya Google dalam pusaran sengketa pulau Dokdo / Takeshima ini mungkin akan menjadi alarm peringatan bagi Jepang yang juga saat ini bertikai dengan Cina terkait perebutan Pulau Senkaku (Jepang) / Diaoyu (Cina). Barangkali pemerintah Cina bisa lebih tenang menyikapi perubahan atas pencarian nama Pulau Diaoyu di laman Google versi Bahasa Inggris bila hal itu terjadi dalam waktu dekat. Demikian pula dengan pemerintah Jepang, apabila Cina meminta Google untuk netral dan mencoret nama Pulau Senkaku dari laman pencarian berbahasa Inggris atas pulau yang diperebutkan keduanya.

Hmm, di masa mendatang siap-siap saja Google dipusingkan oleh negara-negara lain yang bersengketa wilayah dan menuntut perubahan alamat lahan yang diperebutkan di Google Map.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun