Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Inspirasi Menulis dari Chappy Hakim & Prayitno Ramelan

17 November 2012   10:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:11 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kata siapa menulis itu sulit? Selama penulisnya masih aktif berpikir dan terus menggali ide yang ada di sekitarnya, segala hal bisa dijadikan tulisan yang berguna bagi pembaca. Begitulah kesimpulan dari Sesi Inspirasi Menulis bersama Chappy Hakim dan Prayitno Ramelan di acara Kompasianival 2012 yang berlangsung di Skeeno Hall, Gandaria City, Jakarta Selatan, hari ini.


Pak Chappy, Kompasianer yang dikenal sebagai pakar dirgantara ini, mengatakan bahwa menulis memiliki banyak manfaat, baik bagi penulisnya sendiri maupun pembacanya. Penulis bisa berbagi ilmu pengetahuannya, yang akan menjadi warisan bahkan ketika dia sudah meninggal dunia sekalipun.


Karena senang menulis, Pak Chappy banyak mendapat undangan untuk menjadi pembicara tentang dunia penerbangan di berbagai forum di luar negeri. Baru-baru ini dia mendapat undangan untuk berbicara di Canberra dan Sydney, Australia.


"Mengapa Pak Chappy yang diundang dari sekian banyak pakar dirgantara yang ada?" tanya moderator Kompasiana Iskandar Zulkarnaen.


"Karena tulisan saya rupanya banyak dibaca dan dikenali oleh orang-orang di sana. Walaupun tulisannya dalam Bahasa Indonesia, tapi karena tulisan-tulisan saya itulah saya diundang untuk hadir sebagai pembicara," Pak Chappy menjelaskan.


Di sisi lain, Pak Prayitno Ramelan berbagi kisah mengenai kecintaannya menulis yang berawal dari kebiasaannya menulis laporan sewaktu masih jadi tentara muda dulu.


Menurutnya, kebiasaannya itu membuatnya aktif berpikir dan menulis. Berhubung Pak Prayitno bekerja di bidang intelijen, maka bahan tulisannya tak jauh dari tema itu.


Penulis buku "Intelijen Bertawaf" ini juga dikenal sebagai Kompasianer aktif yang memelopori dibukanya Kompasiana sebagai blog sosial untuk umum.


"Waktu itu Kompasiana belum seperti sekarang, masih khusus wartawan Kompas. Saya usulkan ke Kang Pepih, admin Kompasiana waktu itu, alhamdulillah usulan tersebut disambut baik," ceritanya.


Wah, salut ya dengan kedua orang Kompasianer senior yang semangat menulis meskipun usianya sudah tidak muda lagi. Kalau mereka saja bisa produktif menulis, kita juga pasti bisa! Yuk, lebih rajin lagi nulis di Kompasiana. Siapa tahu bisa nerbitin buku seperti Pak Chappy Hakim dan Pak Prayitno Ramelan :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun