Mohon tunggu...
dearisma sekar widaddari
dearisma sekar widaddari Mohon Tunggu... -

ASBI student

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apresiasi Film Memento

26 Mei 2015   19:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Analisis Memento

Film ini menggunakan alur maju mundur. Setiap konflik akan selalu ditampilkan langsung pada inti konflik hingga resolusi dan akan diulang dari permulaaan yang akan membuat penonton mengerti asal mula dari konflik itu.

Cerita ini juga diawali dengan adegan pertama yaitu resolusi dari keseluruhan cerita. Kemudian, pergerakan mulai berjalan mundur. Film ini memiliki satu konflik utama tentang kehidupan seseorang yang mengidap ingatan jangka pendek berusaha menemukan pembunuh dari istrinya yang berada diantara orang-orang disekitarnya, serta bagaimana caranya tetap fokus pada tujuannya dalam menghadapi orang-orang yang selalu memanfaatkan kondisinya tersebut.

Cerita ini menuntut konsentrasi dari pikiran para penontonnya. Hal ini disebabkan, karena sedikit saja kelengahan akan membuat penonton bingung dengan alur yang disampaikan. Cara para aktor dalam menggambarkan wataknya sangat baik hingga beberapa kali alur akan berubah menjadi alur terbuka.

Menurut saya, tujuan dari pembuatan film ini yakni untuk mengasah kemampuan menganalisa penonton. Karena film ini dibuat dengan alur mundur, pada awal mulanya penonton akan menerka-nerka kejadian apa yang terjadi sebelumnyaa dan apa penyebab dari kejadian itu.

Pesan moral yang disampaikan dari film tersebut yaitu setiap sebuah permasalahan atau kekurangan pasti terdapat solusinya. Dalam film tersebut disampaikan dengan adanya seorang tokoh yang memiliki kekurangan dan perrmasalahan dengan ingatannya. Namun, ia menemukan solusi bagaimana ia bisa mengingat semua kejadian yang ia alami dengan mengabadikannya dalam bentuk foto. Selain itu ia juga membuat catatan dalam bentuk tato ke seluruh bagian tubuhnya. Selain itu kita juga diharapkan untuk percaya dengan orang disekitar kita dan jangan memanfaatkan kelemahan orang lain untukkepentingan pribadi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun