Mohon tunggu...
dearisma sekar widaddari
dearisma sekar widaddari Mohon Tunggu... -

ASBI student

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pentas Tari Ramayana

20 November 2014   18:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:19 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya tinggal di sebuah desa yang asri dengan suasana yang tenang dan jauh dari keramaian kota yaitu  Sleman Sembada yang terletak di Yogyakarta. Disekitar tempat saya tinggal, terdapat sebuah peninggalan sejarah kerajaan hindu yaitu  Candi Prambanan. Candi  Prambanan ini didirikan oleh Raja Rakai Pikatan yang merupakan penguasa dari Kerajaan Mataram Hindu. Candi Prambanan terletak pada 2 kawasan yang berbeda yang mana pintu masuk sebagai pembatasnya. Bagian timur pintu masuk merupakan daerah Klaten Jawa Tengah sedangkan bagian baratnya merupakan daerah Sleman Yogyakarta. Hingga sekarang Candi Prambanan  masih digunakan untuk tempat sembahyang. Selain itu, Candi Prambanan juga sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat lokal maupun interlokal. Disetiap bulan tepatnya saat datangnya bulan purnama, diselenggarakan pertunjukan Tari Ramayana yang diselenggarakan di sekitar kawasan Candi Prambanan. Pertujukan tersebut berupa tarian serta drama yang menceritakan tentang kisah antara Raden Rama dan Dewi Shinta.

Pada suatu hari, saya bersama teman- teman saya berencana untuk melihat pertunjukan Tari Ramayana. Pertunjukan tersebut diselenggarakan di tanah lapang tepat di bawah sinar bulan purnama yang indah. Pertunjukan dimulai pukul 19.00  WIB. Akan tetapi, kami berangkat pukul 18.30 karena biasanya area pementasan akan penuh sesak oleh penonton setengah jam sebelum acara dimulai. Selama perjalanan menuju area pementasan, saya membayangkan bagaimana pentas Ramayana yang sesungguhnya. Apakah sama seperti  yang selalu diceritakan oleh guru bahasa jawa di sekolah saya atau berbeda.Saya sangat penasaran. Tepat pukul 19.00 acara dimulai. Ternyata pentas tari Ramayana ini dibagi dalam beberapa sesi cerita. Pada sesi pertama seorang narator yang memakai kostum ala pewayangan mulai membacakan alur pembukaan cerita menggunakan bahasa pewayangan yang sulit saya pahami. Detik berikutnya muncullah seorang penari yang diiringi oleh musik gamelan. Sang penari menari dengan lemah gemulai sehingga saya dan penonton yang lainnya terpukau dan memberikan tepuk tangan yang meriah.

Cerita Ramayana diawali dari adanya sayembara yang diadakan oleh Prabu Janaka, raja kerajaan Mantili untuk menentukan siapa yang berhak menjadi pendamping hidup putri Sang Prabu yakni Dewi Shinta. Raden Rama Wijaya dari Kerajaan Ayodyalah yang akhirnya memenangkan persaingan. Akan tetapi Prabu Rahwana, raja Alengkadiraja iri dengan kemenangan Rama karena ia berfikir bahwa Dewi Shinta adalah  reinkarnasi dari Dewi Widowati, wanita yang sangat ia inginkan sepanjang hidup.Sehingga Rahwana ingin menikahi Dewi Shinta dan menyusun rencana untuk merebut Shinta dari Rama.

Pada sesi kedua, muncul sepasang  penari yang saya yakini bahwa mereka adalah Rama dan Shinta serta ada seorang penari lainnya yang berperan sebagai Leksmana, adik dari Raden Rama. Masing – masing tokoh menggunakan kostum yang berbeda – beda sesuai dengan karakter masing-masing. Sesi kedua ini menceritakan tentang petualangan mereka di Hutan Dandaka. Di tengah- tengah cerita saya tersentak kaget karena pada saat itu muncul seorang penari yang berpakaian seperti buto yang buruk rupa. Suaranya menggelegar hingga dapat memecah keheningan diantara penonton yang terlalu serius dan antusias dalam menyaksikan pentas seni tersebut. Si buruk rupa itu adalah Rahwana. Rahwana datang diikuti dengan munculnya seekor rusa emas atau kijang kencana. Kijang kencana ini adalah penyamaran dari salah satu murid dari Rahwana yang bernama Marica. Rahwana telah menyusun rencana untuk menculik Shinta dengan bantuan kijang kencana. Alhasil, ketika Shinta melihat betapa indahnya kijang kencana tersebut, ia meminta Rama untuk menangkapnya. Rama pun dengan senang hati memenuhi permintaan wanita yang dicintainya itu. Rama memberikan kepercayaan kepada Leksmana untuk menjaga Shinta selama Rama meninggalkannya untuk berburu. Setelah menunggu sepanjang waktu, Shinta merasa khawatir karena Rama belum juga kembali. Akhirnya Shinta mengutus Leksmana untuk mencari Rama. Akan tetapi, sebelum Leksmana pergi, ia membuat sebuah lingkaran di sekeliling Shinta sehingga dapat melindunginya dari berbagai bahaya.

Setelah Rahwana mengetahui bahwa  Shinta ditinggalkan sendiri, Rahwana segera mendekati Shinta dan mencoba untuk menculiknya. Akan tetapi, ia selalu jatuh karena lingkaran sihir Leksmana. Karenanya, Rahwana lalu menyamar menjadi seorang pengemis. Ketika Shinta melihat pengemis itu, ia merasa iba lalu mendekatinya untuk memberi sedekah. Setelah Shinta keluar dari lingkaran, Rahwana segera membawa Shinta terbang menuju Kerajaan Alengka.

Sesi kedua berakhir. Saya mematung ketika menyaksikan keindahan pertunjukan tersebut. Selang beberapa menit, sesi ketiga dimulai. Sesi ini menceritakan tentang pemburuan kijang kencana oleh Raden Rama. Setelah Rama menemukan kijang tersebut, ia segera menembaknya dengan panah sihir, tetapi kijang tersebut berubah menjadi seekor raksasa (Marica). Perang pecah antara Rama dan Marica. Rama berhasil membunuhnya lalu Leksmana tiba dan meminta Rama kembali ke tempat Shinta berada. Sekembalinya mereka ke hutan Dandaka, mereka kaget dan khawatir karena ternyata Dewi Shinta tidak ada di tempat terakhir Leksmana meninggalkannya. Merekapun segera mencari Shinta ke segala tempat.

Sesi keempat di mulai dengan munculnya beberapa penari yang muncul silih berganti. Sesi ini menceritakan tentang penculikan Dewi Shinta yang tadi sempat terhenti. Di tengah perjalanan saat Rahwana membawa Shinta, mereka bertemu dengan seekor burung raksasa yang bernama Jathayu. Ketika Jathayu mengetahui bahwa Putri Prabu Janaka diculik, ia segera menyerang Rahwana. Akan tetapi, Rahwana dapat mengalahkannya. Beberapa hari kemudian, Rama dan Leksmana bertemu dengan Jathayu dalam kondisi terluka parah. Awalnya Rama mengira bahwa Jathayulah yang menculik Shinta dan berniat untuk membunuhnya. Tetapi Leksmana mencegahnya. Maka Jathayu menceritakan apa yang terjadi dengannya lau ia mati. Sesaat kemudian, datanglah seekor monyet putih yang bernama Hanuman. Ia diutus oleh pamannya, Sugriwa  untuk membunuh Subali  yaitu orang yang telah mengambil Dewi Tara, wanita kesayangan Sugriwa. Karena hal tersebut, akhirnya Rama dam Hanuman bersepakat untuk saling membantu.

Sesi selanjutnya yaitu tentang penyerangan di Gua Kiskendo tempat dimana Subali tinggal. Ketika Subali, Dewi Tara, dan anaknya mengobrol, Sugriwa tiba. Dengan bantuan Rama,Sugriwa menyerang Subali dan berhasil mengalahkannya  dan mengambil Dewi Tara kembali. Setelah itu, Sugriwa mengutus Hanuman untuk membantu Rama dalam menyerang Kerajaan Alengka.

Sesi  keenam merupakan sesi puncak dari pertunjukan Ramayana. Dalam sesi ini menceritakan tentang perang antara pasukan Rama dan Hanuman dengan pasukan Rahwana. Keponakan Rahwana yang bernama        Trijata menghibur Shinta di kebun Argasoka. Rahwana tiba dan meminta kesediaan Shinta untuk menjadi istrinya. Shinta menolak untuk menerimanya. Ini membuat Rahwana marah dan ingin membunuhnya. Tetapi, Trijata mencegah dan mengatakan bahwa ia harus bersabar. Trijata berjanji untuk merawat Shinta. Ketika Shinta sangat sedih, tiba- tiba ia mendengar lagu yang disenandungkan oleh Hanuman. Hanuman menemui Shinta dan menjelaskan maksud kedatangannya. Setelah itu, Hanuman mulai mencari titik kelemahan pasukan Alengka. Hanuman menghancurkan kebun. Indrajid (putra Rahwana) menangakapnya. Akan tetapi Kumbakarna, adik laki-lakiRahwana mencegahnya. Indrajid tidak memedulikan peringatan pamannya. Ia malah mengusir pamannya dari kerajaan. Hanuman dijatuhi hukuman dibakar hidup-hidup. Karena hal tersebut, Hanuman justru membakar kebun Argasoka dengan api di tubuhnya.

Setelah itu, Hanuman pergi dan memberitahukan keadaan Alengka kepada Rama. Mendengar kabar gembira tersebut, Rama memerintah Hanuman, Hanggada, Hanila dan Jembawan untuk memimpin pasukan menyerang Alengka.Ketika pasukan raksasa menjaga mereka  di batas negara, tiba – tiba pasukan kera menyerang para raksasa itu. Rama serta pasukannya dapat lolos, tetapi ternyata Indrajid telah menghadang mereka. Peperangan pun terjadi. Dalam peperangan itu, Indrajid dibunuh oleh Laksmana sedangkan Kumbakarna mati sebagai seorang pahlawan patriot. Rama beserta pasukannya pun melanjutkan perjalanan menuju Kerajaan Alengka. Mendengar hal tersebut, Rahwana sangat murka dan memutuskan untuk memimipin pasukan melawan Rama. Sesampainya di Kerajaan Alengka, pertempuran sengit antara Rahwana dan Rama pun terjadi. Hanuman menggunakan kesempatan itu untuk menemui Dewi Shinta dan membawanya pergi dari kerajaan. Setelah menempatkan Shinta di tempat yang aman, Hanuman kembali ke Alengka dan membantu Pasukan Raden Rama untuk melenyapkan Kerajaan Alengka. Di akhir peperangan, Rama berhasil membunuh Rahwana dengan menggunakan panah Ramadan dan Hanuman meneteskan Gunung Smawada di atas Rahwana. Akhir dari pertunjukan tersebut yaitu dengan adanya pembakaran sebuah gubuk yang menjadi gambaran terbakarnya Kerajaan Alengka oleh Hanuman.

Pentas tari tersebut ditutup dengan adanya tarian sepasang penari yang lemah gemulai yaitu Raden Rama dan Dewi Shinta. Mereka menarikan sebuah tarian khusus yang pastinya butuh keahlian dalam menarikannya. Saya sangat terpukau melihatnya. Karena biasanya, pertunjukan yang berhubungan dengan wayang itu membosankan. Mendengarkan guru saya bercerita di kelas saja sudah membuat saya mengantuk.Akan tetapi, setelah melihat pertunjukan Ramayana saya tertarik untuk belajar menarikan tarian  Ramayana itu. Menurut informasi yang saya dapatkan, tarian Ramayana menggambarkan tentang rasa cinta yang mendalam antara Raden Rama dan Dewi Shinta. Mereka yang selalu mencintai dalam keadaan bagaimanapun dan selalu hidup dengan damai dan bahagia. Ini adalah pengalaman pertama saya dalam menonton pertunjukan pentas seni.Setelah pertunjukan berakhir, saya pulang bersama teman- teman dengan perasaan senang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun