Ujian Nasional 2011 tingkat SMA dan yang sederajat sekarang sedang berlangsung dan sudah memasuki hari ke-3. Sedangkan, Ujian Nasional 2011 tingkat SMP dan yang sederajat hanya tinggal 5 hari lagi. Sebagai seorang siswa SMP kelas 3, saya pun merasakan ketegangan yang sama seperti semua siswa lainnya.
Belakangan ini, yang ada dalam pikiran saya hanya UN bukannya belajar. Tapi, bagaimana pun saya harus belajar demi mengejar cita-cita dimasa depan.
UN tahun ini membawa beberapa perubahan. Ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan saya.
Yang menguntungkan :
Nilai UN bukan penentu satu-satunya kelulusan, nilau UN hanya menyumbang 60% dan 40% lagi dari nilai belajar selama 3 tahun. Tapi, kalau nilai UN tiba-tiba jelek tetap saja kita tidak akan lulus.
Yang merugikan :
Paket soal ada 5, artinya dalam setiap ruangan yang maksimal diisi 20 orang ada 5 variasi paket soal. Jadi, dalam 1 ruangan hanya ada 4 orang yang memiliki soal yang sama.
Saya pun sempat bertanya, mengapa harus ada UN ya? Â Saya pun sempat berpikir sebagai berikut.
"Sebelum tahun 80-an, belum ada UN (Ebtanas). Hasil lulusannya bisa dilihat sekarang ini. Ada banyak koruptor, tapi tidak sedikit yang mampu memiliki prestasi yang luar biasa di bidangnya masing-masing. Nah, bagaimana dengan hasil lulusan UN ya?"
Sebenarnya pelaksanaan UN bagi saya tidak terlalu bermasalah dan tidak terlalu perlu dipermasalahkan. Tapi, yang namanya Ujian Nasional adalah ujian yang dilaksanakan secara nasional/bersama-sama. Namun, apakah kualitas pendidikan kita sudah sama secara nasional?
Selain itu, kalau nilai UN murni yang digunakan sebagai satu-satunya penentu kelulusan tentu ada siswa yang ada berpikir sebagai berikut