Mohon tunggu...
Ari Kurniawan
Ari Kurniawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pelajar, penulis, jurnalis, blogger dan pencaritahu yang suka membaca dan menulis tentang sekitarnya. http://dearryk.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jurnalistik di SMA

8 Oktober 2011   05:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:12 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sekian lama, akhirnya saya kembali menulis di Kompasiana. Selama ini sebenarnya saya ingin tetap menulis, tapi tersandung masalah waktu dan koneksi. Nah, singkat cerita sekarang saya sudah melanjutkan ke SMA, tepatnya SMAN 1 Kuta Utara. Salah satu sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang ada di Kabupaten Badung, Bali.

Walaupun baru sekitar 3 bulan bersekolah, tapi saya sudah terlibat langsung dalam penulisan (pembuatan) majalah sekolah, Prima Sakura yang akan terbit antara bulan November-Desember mendatang. Untuk masalah berita yang akan dimuat, kami tidak mendapatkan kesulitan karena sekolah kami banyak mengikuti perlombaan dan sering mendapat juara.

Menjadi seorang jurnalis atau wartawan sekolah adalah hal yang menyenangkan, seperti saat harus melakukan wawancara dengan seseorang. Secara tidak langsung, kita akan berkenalan lebih dekat dengan orang tersebut sekaligus menambah teman. Selain itu, menjadi jurnalis juga melatih kita untuk sering membaca dan menulis demi mengasah kemampuan.

Hal lain yang membuat jurnalistik itu terasa menyenangkan adalah kita bisa menemukan fakta-fakta menarik. Misalnya, di sekolah ada seorang guru yang disebut sebagai guru killer. Secara umum, guru killer pasti tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Kenapa? Jelas karena sifatnya yang killer. Tapi, sebagai jurnalis kita bisa menggali sisi lain. Salah satunya, mengapa dia menjadi begitu killer? Apakah karena alasan yang baik dan logis atau karena hal yang tidak jelas.

Kendala menjadi seorang jurnalis tentu saja ada, apalagi seorang jurnalis sekolah yang terbilang sangat amatir seperti saya. Jurnalis sekolah itu tidak punya pendidikan khusus jurnalisme, mereka hanya punya minat yang besar pada dunia jurnalistik. Beberapa kendala yang selama ini saya alami antara lain ;

1. Narasumber untuk wawancara. Narasumber untuk wawancara biasanya masih warga sekolah seperti teman, kakak kelas, orangtua siswa, guru bahkan kepala sekolah. Tapi, mereka memiliki kesibukannya masing-masing dan hal itulah yang harus bisa dihadapi. Apalagi dengan emosi remaja yang begitu labil, menunggu adalah hal biasa yang dihadapi jurnalis sekolah. Jadi, harus pandai-pandai mengendalikan diri.

2. Keseriusan narasumber. Setelah berhasil mendapatkan waktu wawancara dengan narasumber, kalau beruntung biasanya kita akan mendapatkan informasi yang diinginkan dari narasumber tersebut. Tapi, kalau sedang sial. Wawancara bisa berlangsung lebih lama dan menyebalkan, seandainya sang narasumber tidak serius. Hal ini biasa terjadi kalau narasumber-nya adalah teman atau kakak kelas yang memang tidak mau bekerjasama.

3. Deadline majalah. Ini adalah masalah nyata yang saya hadapi, deadline majalah sudah sangat dekat. Walaupun persiapannya sudah melebihi 60% tapi tetap saja seperti ada yang mengganjal di hati. Tapi, disanalah keasyikannya.

4. Masih dianggap sebelah mata. Entah kenapa, sepertinya di beberapa sekolah, ekskul (ekstra kurikuler) jurnalistik masih dianggap sebelah mata. Mungkin karena mereka mengira jurnalistik itu adalah hal yang mudah, padahal sebenarnya tidak. Memang benar setiap orang itu bisa menulis, tapi apakah setiap orang bisa menulis berita yang menarik dan akan dibaca orang lain? Tentu tidak! Apakah setiap orang mau menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menulis? Tentu tidak!

Jurnalistik juga memiliki perannya dalam kehidupan di sekolah, sebagai bidang yang menyatukan bidang akademik dan non-akademik.

Nah, sekian tulisan pembuka saya sebagai langkah awal kembali ke Kompasiana. Semoga tidak ada gangguan lagi dan saya terus bisa menulis di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun