Mohon tunggu...
dearahayu
dearahayu Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

Membaca buku, Menonton Film

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenaikan Tarif PPN di Indonesia: Dampaknya Terhadap Daya Beli Masyarakat

28 November 2024   18:15 Diperbarui: 30 November 2024   00:06 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) di Indonesia menjadi isu yang tak terhindarkan dalam diskusi ekonomi publik, Pemerintah Memutuskan untuk menaikkan tarif PPN dari 1o% menjadi 11% sejak april 2022, dengan rencana peningkatan lebih lanjut hingga 12% di masa depan. Kebijakan ini didorong oleh kebutuhan negara untuk memperkuat penerimaan guna membiayai berbagai program pembangunan,termasuk pemulihan ekonomi pasca pandemi. namun, langkah ini mengundang perhatian dan kekhawatiran,terutama terkait dampaknya terhadap daya beli masyarakat

sebagai salah satu sumber penerimaan negara terbesar, PPN Memainkan peran penting dalam menopang anggaran pemerintah. Kenaikkan ini bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran yang meningkat selama pandemin sekaligus menyelaraskan tarif indonesia dengan standar internasional. meski demikian,kenaikan tarif ini memicu beragam tantangan,terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang rentan terhadap dampak ekonomi seperti inflasi dan peningkatan harga barang.

Sumber: Lembaga News
Sumber: Lembaga News

Bagi masyarakat,dampaknya terasa langsung pada lonjakan harga barang dan jasa. meskipun barang pokok tertentu dibebaskan dari PPN,Sebagai besar barang komsumsi tetap mengalami kenaikan harga. Hal ini memengaruhi kelompok masyarakat dengan pendapatan tetap yang kini menghadapi biaya hidup lebih tinggi. bagi kelompok rentan,kondisi ini memperbesar tekanan ekonomi memperburuk ketimpangan dan mengancam komsumsi rumah tangga yang merupakan penggerak ekonomi terbesar di Indonesia


Sumber: Merdeka.com 
Sumber: Merdeka.com 

Langkah Mitigasi diperlukan untuk mengurangi beban masyarakat akibat kebijakan pemerintah. Pemerintah perlu mempertimbangkan subsidi langsung untuk kelompok rentan serta memperluas pengucilan PPN bagi barang dan jasa yang membutuhkan dasar. selain itu langkah yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat,seperti pengembangan UMKM dan penciptaan lapangan kerja dapat membantu meredakan tekanan ekonomi

sebagai kebijakan fiksal kenaikan PPN harus diiringi dengan transparansi dan edukasi kepada masyarakat untuk manfaat jangka panjang bagi pembangunan dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat,tantangan akibat kebijakan ini dapat dikelola.untuk memastikan langkah ini menjadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

kesimpulan: Kenaikan tarif PPN dari 10% menjadi 11% menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. pemerintah menganggap strategi ini untuk memperkuat penerimaan negara dan mendukung pemulihan ekonomi. namun, dampaknya terhadap harga barang dan beli masyarakat menjadi kekhawatiran utama, terumatama bagi kelompok berpenghasilan rendah. 

sumber: https://www.tvonenews.com/ekonomi/269319-kenaikan-ppn-12-persen-dapat-tekan-daya-beli-masyarakat

sumber 2 : https://kempalan.com/2024/11/15/2025-tarif-ppn-12-tantangan-dan-dampaknya-bagi-ekonomi/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun