Mohon tunggu...
dean zeema
dean zeema Mohon Tunggu... -

saya ayah dari putri yg manis sekali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wajibkah Sumpah Jabatan?

23 Desember 2010   13:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:27 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KURANGILAH MAKAN UANG SUMPAH/HARAM/TIPU DEMI KESELAMATAN BANGSA, ANAK , DAN DUNIA AKHIRAT. INILAH SELOGAN YANG PERLU DIPUBLIKASIKAN. CAPEK ORANG MELARANG KORUPSI TOH TIDAK PERNAH DIGUBRIS. APA DIBALIK ITU? TIDAK PERLU JAUH-JAUH BERFIKIR. UANG HALAL SAJA YANG DIMAKAN BELUM TENTU MULUS HASILNYA, APALAGI YANG HARAM ATAU UANG YANG TERSUMPAH. BENARKAH ADA ORANG YANG KURANG SEHAT BADANNYA KALAU TIDAK MAKAN UANG BERBOHONG, UANG MENIPU DIRI ATAU UANG HARAM SETIAP HARINYA? ADA!

Benarkah bangsa indonesia sudah terjebak pada proses erosi iman melalui prosesi sumpah jabatan di saat pelantikan jabatan? Coba kita ulas. Undang undang yang mengesahkan tentang prosesi sumpah jabatan dengan menggunakan kitab suci merupakan hal yang sangat berat taruhannya dihadapan Tuhan. Dari al-Quran menjelaskan bahwa kita diberi kehidupan oleh Allah adalah karena kita sudah bersaksi di dalam rahim ibu bahwa kita mengakui Ke-Esaan Allah. Maka kita diberi ruh kehidupan. Bagaimana dengan persaksian dalam sumpah yang mempertaruhkan penyaksian kepada Allah dengan Firman-Nya. Aduh Berat sekali. Jadinya menjadi permainan biasa sumpah menyumpah ini.

Dalam jabatan selalu disumpah, tetapi tetap ada pelanggaran yang menghasilkan uang dan menjadi belanja anak keluarga. Tidak terelakkan dan berada dalam lingkaran setan. Berarti ada suatu ekosistem yang sudah terakreditasi di dalam lingkaran setan. Mestikah dilanjutkan terus. Suatu ilustrasi, kalau seorang anak mencuri uang bapaknya apakah terkena pelanggaran sumpah. Kira kira demikianlah anak bangsa di negara ini. Mencuri uang negara /korupsi mestikah dibantai dengan dera sumpah, sumpah, sumpah. Bagaimana keberkahan hidup berbangsa ini. Kapan berkahnya? Kalau anak bangsa korupsi, atasi dengan jeratan hukum negara yang begitu banyak lembaganya untuk itu. Ini tidak pernah di atasi. Negara Barat cukup melaksanakan pengesahan terhadap suatu jabatan dan bukan disumpah.  Pada hari ini ........ saya melantik saudara si Anu menjadi ...... Syah. Bukan, saya bersumpah / berjanji bahwa saya ....... Toh dilanggar juga. Hasilnya berupa uang dan dibelanjakan kepada keluarga, jadi apa? Akhirnya lahirlah anak-anak berdarah sumpah.

Kalau DPR RI mengamandemen UU yang mewajibkan sumpah dalam jabatan berarti sangat membantu anak bangsa mengurangi erosi iman.  Kalau faham, kalau tidak biarlah. Berarti membiarkan negara ini mempunyai anak-anak bangsa yang semakin hari semakin menurun perolehan keberkahanNya.

Penulis Ir. M. Darwin Nasution Padangsidimpuan Sumut. Wiraswastawan yang tidak bersedia dari dulu menerima pekerjaan yang tersumpah-sumpah yakni PNS walau gratis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun