Terkesima. Setengah nggak percaya satpam hotel bintang empat S**** (edited: gak mau jadi kasus Prita Jilid II hehehe..) yang di bilangan Gunung Sahari bertanya
"Bener Bapak mau ke S****?"
Kayaknya gua nggak meyakinkan bener jadi tamu hotel. Gua lihat ada nada pelecehan darinya. Sambil pikir-pikir, gua lihat diri sendiri apa ada yang salah dengan gua sampai-sampai satpam nggak percaya gua ada perlu di hotel itu. Tampang gua juga bukan tampang teroris. Gua juga nggak bawa tas gedhe. Kayaknya nggak ada yang salah kecuali mungkin BE 7456 AT gua.
"Bener, Pak!! Saya ada undangan rapat di sini" kataku meninggi
"Saya dari Departemen K*** Ditjen P**. Apa perlu saya mengeluarkan Surat Undangannya?"
Narsis gua muncul juga
"Oh ya, Pak , Enggak...enggak perlu. Silahkan masuk" akhirnya satpam itu mempersilahkan gua masuk juga.
Brengsek tuh satpam. Kataku setelah masuk ke dalam hotel. Mentang-mentang gua bawa motor butut, dia seolah gak percaya gua ada acara penting di hotel itu. Isteriku yang kebetulan ikut mendengarkanku ngomel sambil senyum-senyum.
"Tadinya, aku mau ketawa melihat satpam nanya kayak tadi, tapi lihat kamu marah, jadi gak jadi ketawa" kata isteriku.
Aku nggak habis pikir bagaimana orang menjadi sangat materialistic oriented. Hanya berorientasi pada hal yang bersifat kebendaan kemudian bisa menilai orang dari apa yang melekat padanya. Mampu atau tidak mampu untuk cuma masuk ke hotel. Kasihan banget tuh satpam!! Entar kalo gua keki gua bawain toyota crown saloon tuh ke hotel itu!! Biar mbungkuk-mbungkuk tuh satpam nyambut gua!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H