Senin, 16 September 2024, pukul 09.00 WIB, telah dibuka penyelenggaraan Ajang Lomba Wira Madya Palang Merah (ALAWIYAH) ke-IV. Setelah 2 tahun, kegiatan ini kembali diselenggarakan oleh UKK KSR PMI PT UIN Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi. Berlangsung selama 5 hari dari 16 hingga 20 September 2024, secara daring dan luring. Kegiatan dibuka di Aula UIN STS Jambi, dihadiri ketua PMI provinsi Jambi, ketua PMI Muaro Jambi, ketua panitia, tamu undangan, dan para peserta ALAWIYAH ke-IV menyaksikan pembukaan acara oleh Gubernur Jambi yang diwakilkan oleh sekretaris daerah. Pelaksanaan pembukaan dilakukan setelah peserta melakukan jalan santai di lingkungan UIN STS Jambi.
ALAWIYAH ke-IV kali ini mengusung tema "Relawan Muda Sebagai Tonggak Keberhasilan Bersama Alawiyah ke-IV". ALAWIYAH ke-IV menjadi media untuk mempererat tali silaturahmi antar palang merah remaja se-provinsi Jambi. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian remaja terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan dunia dalam kemanusiaan. Dimana bidang lomba terbagi dalam kategori nasional dan provinsi. Pada kategori nasional terdapat lomba cipta video grafis, logo, dan poster. Adapun kategori provinsi meliputi pertolongan pertama, promosi kesehatan (Promkes), perawatan keluarga, LCC, Jurnalistik, dan Ikhwan Akhwat.
Khusus bagi lomba kategori provinsi, peserta berkemah di lokasi yang telah ditentukan di lingkungan UIN STS Jambi selama pelaksanaan ALAWIYAH ke-IV. Kegiatan berkemah berjalan lancar. Meskipun sempat terkendala hujan, tetapi itu tidak mematahkan semangat para palang merah remaja. Tenda kemah mereka tetap berdiri. Para peserta telah mengantisipasi dengan membangun parit dan pagar mengelilingi setiap kavling kemah. untuk menjaga keamanan serta kenyamanan berkemah. Adapun ketika hujan melanda, tidak hanya menjaga kemah masing-masing, para peserta saling membantu. Bersama mereka mengamankan kabel listrik dan membangun parit agar area perkemahan tidak tergenang air. Bahkan setelah terjadinya hujan, baik peserta dan panitia bahu membahu menjaga agar kebersihan dan kerapian area perlombaan dan perkemahan tetap terjaga.
Selama kegiatan berlangsung, panitia mengarahkan pembuangan sampah pada TPA yang telah disediakan. Panitia juga mengimbau peserta untuk tidak membakar sampah sembarangan dan berhati-hati saat memasak. Para peserta secara suportif membuang sampah dari kemah masing-masing pada tempatnya. Biarpun oleh karena proses pengelolaan sampah yang lambat, sempat terjadi penumpukan sampah. Area musala dan masjid juga tidak ketinggalan menjadi korban sampah, sebagai lokasi tempat beristirahat peserta, area tersebut seringkali kotor. Apalagi area stan jualan yang merupakan korban utama. Panitia bersama penjual dan peserta berusaha maksimal menjaga kebersihan area tersebut.
Selama berjalannya acara, panitia berusaha menyediakan layanan semaksimal mungkin. Dengan menyediakan kamar mandi, musala, dan stan jualan untuk memenuhi kebutuhan peserta. Kondisi kamar mandi dan musala tersedia apa adanya, dengan musala seperti musala pada umumnya, namun dengan sistem satu pintu dimana pintu keluar dan masuk bagi jamaah laki-laki dan perempuan yang hanya satu pintu saja. Juga kamar mandi berupa kamar mandi musala yang disulap dengan memasang tabir berupa gorden. Panitia juga menyediakan layanan isi ulang air. Fasilitas isi ulang air dari panitia mendapat banyak perhatian, dikarenakan airnya yang keruh sehingga kebersihannya dipertanyakan. Panitia juga menyediakan fasilitas listrik bagi peserta. Layanan listrik tersebut diberikan menggunakan stop kontak yang sambung menyambung menjadi satu hingga kavling kemah paling belakang. Mengingat lokasi perkemahan yang memanjang jauh ke dalam, Panitia mengizinkan tiap kavling kemah menggunakan hanya 1 motor untuk memudahkan transportasi keluar masuk perkemahan.
Untuk jalannya acara sendiri, panitia melaksanakan Technical Meeting untuk penjelasan lebih lanjut mengenai perlombaan yang akan dilakukan, yang untungnya berjalan secara alot. Banyak perubahan baik waktu yang sistematika perlombaan, membuat peserta mempertanyakan ke-profesional-an panitia. Bahkan, sempat terjadi cekcok antara pembina peserta dan panitia oleh karena perbedaan pendapat mengenai perubahan yang terjadi. Ini mejadi awal yang tidak menyenangkan yang tentu tidak satupun pihak harapkan.