Perang di Ukraina semakin intensif. Rusia mengangkat momok "dirty bomb" dan presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan latihan senjata nuklir. Â Latihan ini rutin dilakukan setiap tahun tetapi ini merupakan latihan nuklir pertama Rusia sejak invasi Ukraina.
Retorika nuklir dari Rusia baru saja diintensifkan. Bulan lalu, Putin mengingatkan dunia tentang kemampuan nuklir Rusia. Katanya, Rusia siap menggunakan segala cara yang dimiliki. Putin bukan tipe tukang gertak. Makanya Amerika Serikat menanggapi ancaman Putin dengan serius. Alhasil, AS mulai memutaklhirkan nuklir yang disimpannya di Eropa.
Senjata lama diupgrade sedemekian rupa hingga mungkin lebih mematikan. Bom apa saja itu dan  mengapa senjata baru ini dibutuhkan?
Amerika menyimpan persediaan senjata nuklir di Eropa. Senjata-senjata ini dapat digunakan oleh AS dan sekutu dan dikerahkan melalui peluncur atau jet tempur. Amerika menyebutnya B-61. B-61 merupakan rudal yang tergolong dalam senjata nuklir taktis. Senjata ini merupakan senjata lama, namun telah diupgrade beberapa kali seiring waktu.
Pemerintah AS sedang dalam proses menyelesaikan upgrade akurasi dan daya ledak. Sebenarnya, upgrade ini seharusnya dilakukan pada tahun depan. Tapi gegara langkah terbaru Putin, AS terpaksa memindahkan jadwal upgrade lebih awal ke depan.
Baru-baru ini pejabat AS bertemu dengan sekutu NATO dalam pertemuan tertutup di Brussel. Amerika menyampaikan kepada sekutunya bahwa upgrade akan selesai pada bulan Desember, NATO juga melakukan latihan nuklir bulan ini. Jet tempur NATO berlatih akurasi bom.
Jadi, kedua sisi sedang melakukan latihan nuklir. Amerika mengirim peringatan tegas kepada Rusia. Ketika ditanya soal tuduhan Rusia terkait produksi "bom kotor" Rusia, apakah benar atau hanya akal-akalan Rusia agar punya alasan untuk menggunakan bom kotor atau senjata nuklir, Biden menjawab, "Rusia akan bikin kesalahan yang sangat serius jika menggunakan senjata nuklir taktis. Saya tidak menjamin bahwa (tuduhan Rusia) itu adalah operasi bendera palsu, tapi tidak tahu (benar atau tidak). Tapi (menggunakan bom kotor atau senjata nuklir taktis) itu akan menjadi kesalahan yang sangat serius."
Biden punya alasan untuk khawatir. Bahkan Eropa tidak menyangkalnya. Di Jerman sebuah perusahaan yang membuat Bunker mendapat kenaikan pesanan sebesar 300 persen tahun ini karena orang Jerman berpikir perang telah mencapai ambang pintu mereka. Mark Schmiedchen mengatakan bahwa sebelum perang Ukraina situs web perusahaannya selalu mendapat hit sekitar 300 kali. Â Pada 25 Februari pagi tahun ini, mereka mendapat lebih dari 10.000 hit. Kenaikan pengunjung ke situs web mereka sama dengan jumlah telepon, ketika serangan di Ukraina terjadi, telepon perusahaan mereka bordering setiap detik 10 detik. begitu juga dengan orderan yang naik sampai 300% dari tahun lalu. dan pesanan kebanyakan dari wilayah yang berbahasa Jerman. Artinya banyak orang Jerman yang khawatir dengan ancaman senjata nuklir sejak Putin mulai menyerang Ukraina.
Jadi apakah kekhawatiran ini berlebihan? bagaimana provokasi baru-baru ini meningkatkan ancaman serangan nuklir?
Program nuklir B61 milik AS sebagian besar merupakan senjata nuklir standar namun ditingkatkan akurasinya. Dan sekarang diujicoba di negara-negara NATO seperti Belanda, Jerman, Italia, dan Turky. Katakanlah senjata ini bisa "ditawar" artinya bahwa kapasitas ledakannya bisa diturunkan, makanya bisa bersifat taktis juga strategis.