Masih ingat hukum rimba? "Yang kuat memakan yang lemah". Kalau di dunia politik dikenal dengan nama hukum ikan (fish law), "ikan besar memakan ikan kecil." Bisa dibilang begitulah teori politik yang universal. Di setiap sudut bumi hukum ini berlaku, khususnya politik.
Kemarin 10 negara kecil kepulauan di Pasifik mengalahkan konsep ini. Mereka menolak dilahap ikan besar Cina a.k.a. sang Naga. 10 negara ini menolak proposal perjanjian Cina.
Ini merupakan proposal yang sangat Cina yakini bakalan diterima sampai-sampai membawa dokumen predraft, serta tim agar bisa segera merampungkan dokumen draft perjanjian on the spot. Sayangnya proposal itu tidak laris. 10 negara ini menolak.
Kisah 10 negara kecil ini sangat penting karena: satu, Pasifik merupakan teater-konflik baru bagi rivalitas Cina vs AS; dan dua, sebagai pelajaran bagi negara-negara lain yang hendak menerima jebakan hutang dan membiarkan Cina mendikte syarat perjanjian.
Cerita 10 negara pasifik ini merupakan cerita yang luar biasa dan juga langka. Negara-negara kecil biasanya tidak menolak perjanjian dari ikan besar seperti Cina.Â
Mereka rentan dan butuh uang. Biasanya negara-negara seperti ini berakhir sebagai negara "bawahan". Berkompromi menjadi taktik bertahan hidup mereka.
Tapi tidak dalam kasus ini, Cina datang mengetuk pintu mereka dan mereka menolaknya.
Di artikel sebelumnya saya tulis tentang bagaimana Cina menargetkan pasifik. Secara keseluruhan bagaimana Cina menginginkan pakta keamanan dengan 10 pulau pasifik.
Sebenarnya Cina sangat yakin akan berhasil sehingga berangkat dari Beijing dengan proposal predarft yang telah dirancang sebelumnya.
Tapi seperti harapan saya di artikel sebelumnya, menteri luar negeri Cina Wang Yi pulang dengan tangan kosong.