Ketika invasi Rusia dimulai, presiden Zelensky menantang Putin. Zelensky berjanji untuk mempertahankan setiap inci wilayah Ukraina.
Sekarang Zelensky terbuka untuk konsesi dan  terbuka untuk meninggalkan keanggotaan NATO.
Jadi, apa yang sebenarnya berubah dalam 14 hari? Sederhananya, Zelensky merasakan kenyataan bahwa dirinya telah membuat tiga salah perhitungan strategis.
Pertama, Zelensky salah berharap terlalu tinggi pada dukungan barat.
Kedua, Zelensky salah melakukan oversold pentingnya Ukraina bagi Barat.
Ketiga, Zelensky salah membaca niat sebenarnya Putin.
Mari kita bahas satu per satu.
Zelensky tahu bahwa Ukraina bukan tandingan Rusia. Semua orang tahu akan kedigdayaan militer Rusia terhadap Ukraina, tapi Zelensky pikir dirinya sudah menggenggam barat sebagai kartu As.
Dia punya alasan bagus untuk berpikir seperti itu karena saat itu Joe Biden menolak untuk menjamin netralitas Ukraina dan menolak mundur dari sayap timur NATO.
Sebaliknya Biden meningkatkan bantuan militer ke sana dan membanjiri Ukraina dengan senjata mematikan. Jelas, Biden berinvestasi dalam pertarungan Ukraina. Maksudnya?
Mari kita lihat apa yang dikatakan Zelensky pada tanggal 1 September tahun lalu, minggu sebelum Putin mulai menumpuk pasukan ke seantero perbatasan Ukraina-Rusia.
"Saya merasa bahwa presiden Biden baik, tidak hanya merasa, saya mendengar bahwa dia secara pribadi mendukung Ukraina dalam masalah pemberian keanggotaan NATO." dikutip dari Reuters.