Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Reaksi Pemimpin-Pemimpin Dunia Menanggapi Perang Rusia vs Ukraina

3 Maret 2022   09:24 Diperbarui: 6 Maret 2022   07:15 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berpose selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. Foto: AFP PHOTO/ALEXEI DRUZHININ via Kompas.com

Sama halnya, Israel membutuhkan wilayah udara Suriah untuk menargetkan proksi Iran. Israel membutuhkan pengaruh Putin atas Teheran. Jadi sekali lagi, kepentingan nasional mengalahkan ideologi atau prinsip atau apapun sebutannya. Israel telah mengutuk invasi tetapi tidak ingin memusuhi Putin lebih lanjut. Saya tidak akan menyebut Israel "bermuka dua", namun tanggapan Israel ini bisa disebut "Licik".

Sebagian besar kepentingan nasional yang menentukan reaksi negara-negara terhadap perang bergantung pada faktor geografis. Perang yang sedang kita saksikan sekarang terjadi di Eropa. Jadi barat dan Asia Selatan terisolasi dari pertempuran. Indonesia sendiri tidak bersuara sama sekali sampai pada Kamis kemarin (24/2) lewat cuitan yang terkesan "malu-malu", saat bom sudah meledak di seantero Ukraina. Menurut saya, presiden Jokowi mengambil langkah tepat. Perang utama kita saat ini adalah Covid dan korupsi.

Presiden AS Joe Biden berjalan dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel, kanan, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen selama pertemuan puncak Juni di Brussels. (Patrick Semansky/AP/Washington Post)
Presiden AS Joe Biden berjalan dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel, kanan, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen selama pertemuan puncak Juni di Brussels. (Patrick Semansky/AP/Washington Post)

Tetapi di Eropa perubahan besar sedang terjadi, perang Putin mengubah tatanan eropa pasca perang dingin. Jerman memimpin perubahan tersebut, sejak Perang Dunia II Berlin telah menjadi kekuatan yang enggan pada militer, dan pada diplomasi Jerman mengekori jejak Amerika.

Sekarang sepertinya berubah. Kanselir Olaf Scholz telah mengumumkan inti dari posisi Jerman. Berikut pernyataan Scholz di pertemuan Budestag, lembaga perwakilan rakyat tertinggi negara Jerman di Berlin (27/2): "Anggaran federal 2022 akan menyediakan dana khusus dengan  jumlah satu kali sebesar seratus miliar Euro, kita akan menggunakan dana ini untuk investasi yang diperlukan dan proyek pertahanan mulai sekarang. Kita, setiap tahun akan menginvestasikan lebih dari dua persen produk domestik bruto kita untuk pertahanan." Dikutip dari bundesregierung.de.

Ini adalah perubahan kebijakan besar bagi Jerman, rencana mereka adalah untuk membangun kekuatan tempur yang kuat dan modern. Apa artinya bagi Eropa? Proyeksi kekuatan militer yang lebih besar  oleh Berlin, lebih banyak pengaruh Jerman dalam strategi keamanan Eropa, dan bukan hanya Jerman, beberapa negara Eropa telah mengabaikan kebijakan abad ke-20 mereka; Swiss yang selama ini netral, telah bergabung dengan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Kosovo meminta keanggotaan NATO secepatnya dan ingin segera  menjamu tentara AS di tanah mereka. Finlandia dan Swedia meninjau kembali politik non-blok mereka.

Belarus, siap menjadi negara satelit Rusia. Anggota parlemen di Belarus telah menyetujui langkah ini. Dunia akan segera melihat nuklir Rusia di tanah Belarus. Bagi Eropa, ini adalah perubahan besar.

Presiden Ukraina Zelensky membicarakannya minggu lalu. Katanya tirai besi baru jatuh di atas Eropa dan kita tidak tahu tentang tirai itu, tetapi ini  garis patahan lama pasti muncul kembali.

Apakah ini berarti perang dingin 2.0 akan segera terilis dengan sendirinya? Belum tentu. Tidak seperti abad terakhir, kali ini Eropa tidak mengemudikan politik global. Asia juga melakukannya sekarang, dan saat ini Asia tampaknya tidak tertarik pada pertarungan Amerika versus Rusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun