Inggris mengirim artileri anti-tank. Amerika mengirim senjata dan amunisi. Denmark mengirim jet tempur. Jerman mengirim helm.
Negara terkaya Eropa, pemimpin de facto di benua itu mengirim 5.000 helm sebagai bantuan melindungi tentara Ukraina dari rencana penyerangan Rusia (Dilansir dari The Guardian).Â
Dari apa yang dibawa Rusia ke perbatasan Ukraina seperti peluncur roket dan jet tempur, 5.000 helm akan tampak seperti payung plastik di tepi gunung berapi. Ukraina tidak sedang membutuhkan helm, mereka butuh persenjataan mutakhir.Â
Sebagian besar sekutu jerman mengirim senjata seperti itu, jadi apa yang bikin Berlin ragu untuk mengirim senjata mutakhir?Â
Pertanyaan ini yang bikin walikota Kiev, Vitali Klitschko, menyebut tawaran helm merupakan sebuah lelucon. Saya kutip perkataan Klitschko dari The Guardian:
"Kita berurusan dengan tentara rusia yang sangat lengkap yang bisa segera menyerang Ukraina kapan saja. Lima ribu helm adalah sebuah lelucon mutlak. Apa yang akan Jerman kirim berikutnya? Bantal?"
Bagi orang-orang di Berlin yang dianggap sedang bercanda, mengirim bantal ke Ukraina bukanlah rencana selanjutnya, tapi mengapa Jerman tidak all out membantu sebisanya?
Ada tiga alasan. Satu, kemitraan ekonomi dengan Rusia penting bagi Jerman. Ekspor Jerman bernilai 27 miliar dolar dan impor mereka senilai 18 miliar dolar. Jadi, neraca perdagangan yang menguntungkan Jerman.
Sebagian besar perdagangan ini adalah energi gas Rusia. Dari total impor gas Jerman, Rusia menyumbang 50 hingga 75 persen, dengan kata lain jerman bergantung pada energi Rusia.Â