Malam ini, aku terbangun lagi dengan keringat. Tak ada bantuan dari badai yang mendatangkan malapetaka dalam mimpi buruk ku. Aku merayap masuk dan keluar dari tidur, mimpiku sepertinya rapuh akhir-akhir ini. Aku berhasil mengalahkan kenyamanan dan berguling dari tempat tidur, kenakan sandal favorit, kemudian mengobati diri ke kamar mandi.Â
Untuk sesaat aku hanyut dalam pikiran, dan pada saat-saat ini, aku selalu membayangkan malaikat menari di sekitarku. Menggantung ku di tepi kebahagiaan. Saat merangkak kembali ke tempat tidur, aku berbaring terjaga.Â
Membiarkan suara getaran dunia ini membawa dan menghiburku. Ada deru angin, bisikan yang akrab di malam hari. Namun terasa sedikit berbeda, hampir seperti yang aku bayangkan: terasa ringan, halus, dan mudah mengayun ke sana ke mari.
Aku menunggu dedaunan menetes ke jendela samping tempat tidurku, dan awan berembun melahap langit tengah malam. Bulan tampak berubah-ubah. Jangkrik sudah pergi semua. Hujan perlahan mereda, Dan akhirnya, gerimis yang menyegarkan.Â
Sepertinya aku tak bisa meresap kembali ke dalam kesuraman yang damai, tak peduli seberapa sempurna momen ini, sesuatu memberitahuku untuk mengembara. Mataku berat, tapi sebuah pemandangan tengah mengapung tepat sebelum fajar.Â
Aku tersentak bangun dari tempat tidur dan menuju ke bawah. Mencoba untuk tidak bersuara, aku berjinjit dan bergegas menuju cahaya terang dan panas membakar kulit. Tepat sebelum membuka pintu, aku merasa terendam hujan keringat yang menetes dari kulitku. Aku bisa merasakan kepanikan menghujaniku.Â
Aku kembali ke tempat tidur dan memejamkan mata untuk membiarkan pikiranku bertanya-tanya. Aku Bayangkan berjalan di atas awan dan menyapa yang tidak kukenal. Membiarkan jalan imajinasi ku terbentuk. Aku mengikuti tanpa pertanyaan, dan tersesat dalam kedamaian.
Di sini, aku mendengar bisikan nenek moyangku dari generasi sebelumnya membawaku ke tujuan baru. Ke tempat di mana aku merasa bebas. Aku kira, bagaimana jika keindahan ini adalah seseorang atau sesuatu, di sini atau di sana untuk membimbingku.Â
Saat gemetar kembali menghampiri kenyataan, ada pekikan bernada tunggal yang bergema di kejauhan. Aku kembali ke masa sekarang dan merasakan bahwa hujan telah benar-benar berhenti.Â
Aku memejamkan mata untuk mencoba hanyut dari kesadaran. Perlahan masuk ke dunia antara, mataku hampir terpejam. Aku melihat bayangan seekor burung merpati putih bergeser melintasi segel jendela. Pada saat itu, aku merasakan keakraban yang tidak kukenal.