Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Surga Turun ke Bumi

21 November 2021   17:04 Diperbarui: 21 November 2021   22:40 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Credit: Olivia

Seekor burung  turun ke tanah:
Ia tak tahu aku melihatnya;
Ia menggigit cacing menjadi dua
Dan memakannya mentah-mentah.

Kemudian ia meneguk embun
Dari atas rumput hijau,
Ia melompat ke samping
Untuk membiarkan sekumpulan kumbang lewat.

Burung itu melirik dengan mata cepat
Lalu mengaduk kepalanya yang berwarna emas,
Para kumbang bergegas berhamburan.
Mereka tampak seperti manik-manik ketakutan, pikirku;

Waspada, seperti orang dalam bahaya.
Saat aku menawarinya remah-remah.
Ia membuka gulungan bulunya
Dan mendayungnya pulang lebih lembut

Dari pada dayung nelayan membelah lautan emas senja.
Ia tampak seperti kipas kahyangan,
Tapi ekornya terlalu emas untuk sebuah kalung maharaja,
Atau cahaya dari tepian tengah hari.

Hanya dengan satu hentakan burung itu mengudara
membawa sepotong surga pergi bersamanya.
Rupanya, surga itu penyendiri,
Enggan hidup bersama (keserakahan) manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun