Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Afghanistan: Tantangan di Hadapan Taliban

4 September 2021   17:55 Diperbarui: 4 September 2021   19:29 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentara AS terakhir telah meninggalkan Afghanistan tetapi untuk Taliban perjuangan belum berakhir. Kesulitan ekonomi yang berkembang di ibukota menjadi tantangan yang paling mendesak saat ini. 

Afghanistan merupakan negara yang sebagian besar ekonominya berbasis uang tunai dan sangat bergantung pada impor untuk kebutuhan makanan dan kebutuhan dasar yang sebelumnya berasal dari miliaran dolar bantuan luar negeri. 

Harga barang sehari-hari melonjak ditambah dengan mata uang yang tenggelam dan meningkatnya inflasi, menambah kesengsaraan pasca perang  --  negara yang tercabik-cabik di mana sepertiga penduduknya hidup dengan uang kurang dari 173 afghani per hari.

Para pemilik toko grosir di Kabul mengeluh bahwa dengan ditutupnya perbatasan, persediaan menjadi terbatas, dan harga pasti akan naik. Pemerintah baru sudah diputuskan tetapi masalah struktural berjalan sangat dalam.

Bantuan luar negeri menyumbang hampir 43% dari output ekonomi. Cadangan devisa sembilan miliar dolar disimpan di luar negeri yang berada di luar jangkauan Taliban, ditambah dengan eksodus massal orang-orang Afghanistan. 

Taliban juga menghadapi krisis tenaga kerja dan sumber daya. Tapi tetap saja, tantangan yang lebih besar bagi Taliban adalah kecukupan tenaga kerja terampil yang tersisa di Afghanistan, mengingat banyaknya tenaga profesional yang telah hengkang dari negara tersebut.

Sumber:

1. Kompas

2. The Guardian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun