Mita sedang membayar kopi di Starbuck Jayapura ketika seorang dokter dari Sorong menelepon dan meminta izin untuk melakukan intubasi pada pamannya. Telepon itu penting. Paru-paru paman yang biasa dipanggil Uncle Bear mengalami malfungsi, beliau kehilangan kesadaran. Tidak ada waktu untuk memikirkan tentang memasang ventilator kepada pria berusia 82 tahun dengan kondisi kesehatan yang buruk. Jadi ia katakan "ya". Kopi yang baru saja dibayar tak sempat diambilnya. Tak sampai sejam kemudian, ia sudah duduk di kursi pesawat menuju Sorong. Dalam perjalanan ke rumah sakit, dokter lain menelepon untuk mengatakan bahwa mereka perlu melakukan bronkoskopi. Mita bertanya "apakah itu akan sakit, dok?" dan dokter bilang kalau paman akan dibius. Jadi ia katakan "ya" lagi.
Mita punya hobi baru melihat artikel-artikel ilmiah semenjak pandemi covid-19, jadi ia tahu kalau pada tahun 2050 diperkirakan akan ada 12 juta orang Indonesia berusia di atas 60 tahun, termasuk dirinya, naik dari 3 juta di tahun 2000. Ia membayangkan, pengambilan keputusan semacam ini akan terjadi di masa depan di mana dokter akan meminta izin kepada anak-anak atau keponakannya, apakah ia dan saudarinya Maria diintubasi atau tidak. Â Saat itu, percakapan di telepon itu akan terjadi kembali, dan pilihannya termasuk membatalkan beberapa hal yang telah ia setujui di Starbuck itu.
Sudah larut ketika ia sampai di rumah sakit. Seorang perawat menyediakan sebuah tempat tidur di kamarnya untuk Mita. Sudah berapa kali ia melakukan kebaikan kecil ini sebelumnya? Ia tidak bisa benar-benar melihat wajah Uncle Bear dari ranjangnya dalam gelap, hanya bentuk ventilator yang besar dan mendesah. Kadang-kadang terlihat seolah-olah alat itu menjangkau ke bawah dengan selang kembarnya untuk mengambil dan melepaskan udara. Tapi kebanyakan, suaranya menghibur. Uncle Bear tidak akan mati malam ini. Mesin itu tidak akan membiarkannya.
Paman merupakan orang paling optimis dalam keluarga, bahkan setelah ia kehilangan istrinya. Semangatnya yang luar biasa tidak pernah menghalangi antusiasmenya dalam hampir semua hal. Ia selalu hadir dengan lelucon dan tak pernah terlihat gentar dalam keadaan apapun. Mungkin karena itulah ia dianugrahi panggilan Uncle Bear.
Foto favoritnya bersama Uncle Bear adalah foto saat sang paman sedang memotong kue ulang tahun Mita yang kelima, sambil tertawa dengan rokok yang menyala di mulutnya. Abu rokok tampak seperti hanya berjarak sekitar satu milidetik dari jatuh ke krim coklat yang diloeskan di atas kue. Paman nampak tidak menyadarinya, tapi Mita? Mita terlihat hampir pingsan karena khawatir.
****************************
Selama 10 hari berikutnya, para dokter menjelaskan tindakan penanganan, perbaiki satu hal dan ambil risiko yang lain, layaknya kubus rubik. Lalu ada ventilator. Mereka sepertinya tidak bisa melepas alat tersebut. Uncle Bear berada di persimpangan jalan bermendung antara setengah hidup, bernafas, dan sekarat.
Mita dan Maria berkumpul di ruang istirahat perawat bersama dokter ICU dan dokter perawatan primer paman. Para dokter menjelaskan bahwa bahkan tubuh yang masih muda tidak dapat diintubasi terlalu lama, dan alternatifnya adalah trakeotomi dan selang makanan, mungkin seumur hidup mengingat usia paman. Mereka berdua berlinang air mata memikirkan paman yang fasih, tidak dapat berbicara atau bahkan untuk makan sekalipun. "Tidak, tidak, tidak," kata mereka. "Itu tidak mungkin terjadi."
Mereka diberi tahu bahwa paman akan diberikan morfin agar pernapasannya lambat, menghindari tersedak ketika nantinya udara dalam tabung habis. Mereka tidak sendiri, cucu-cucu dan teman juga hadir di sana, tak ketinggalan saudari mendiang istri paman, Mendy yang dengan luar biasa telah menopang mereka selama berhari-hari dengan humor dan brownis DIY-nya.
Dokter ICU berkata dengan lembut, "Kita semua harus tahu, bukan kita pemilik nyawa. Kita tidak bisa memaksakan kehendak. Semua terserah padanya. " Keluarga semua tidak yakin apakah yang dimaksud dokter dengan "padanya" adalah Tuhan atau Uncle Bear. Tapi itu tidak masalah. Mereka mengerti, untuk saat ini mereka hanya bisa berpasrah.
Perawat mengeluarkan ventilator keesokan paginya. Paman masih terlihat pucat dan bingung, tapi ia sudah bisa bernapas sendiri. Tak lama kemudian, Uncle Bear bikin  lelucon tentang betapa kurusnya dia, "padahal sebelumnya saya cuma berjarak 100 gram dari kontrak modeling." Uncle Bear juga bercanda kalau ia masih berusia 62 tahun dan punya pesawat yang bisa mendarat di atas air.