Didorong oleh maraknya Korean Wave (Korean Hallyu) atau demam Korea serta didukung oleh kepopuleran BTS atau Bangtan Boys di segala penjuru dunia, peluncuran menu baru dari McD ini meningkatkan jumlah kunjungan serta mengalamai kesuksesan dan ditaksir meraup keuntungan besar di setiap gerai McD yang menghadirkan menu bertemakan BTS ini. Menu kolaborasi antar BTS dengan McD ini hadir di 50 negara termasuk Indonesia.
Menu baru ini dinamai BTS Meal yang diberi harga sekitar Rp. 45.000 dan diisi oleh Chicken McNuggets, Medium Fries, Medium Coca-Cola dan yang paling special dari menu BTS Meal ini, yaitu dua varian baru Saus Sweet Chilli dan Saus Cajun yang merupakan saus kesukaan dari para member BTS serta packaging yang bercirikhaskan BTS ini berhasil mendapatkan antusias yang sangat besar dan sangat ramai diburu oleh masyarakat terutama para penggemarnya (ARMY). Namun, menu tersebut tidak dapat dinikmati dengan cara dine in atau makan di tempat melainkan harus melalui drive thru atau aplikasi online khusus untuk pembelian makanan maupun minuman.
Ramainya pemberitaan mengenai BTS Meal ini, menimbulkan berbagai respon dari masyarakat, hingga menjadi trending topik di berbagai platform social media.
Menariknya kemasan dari menu ini membuat para masyarakata khususnya ARMY berlomba-lomba membuat karya kreatif, seperti memanfaatkan beberapa kemasan BTS Meal tersebut untuk dijadikan sebagai aksesoris hp, gantungan kunci, dan sebagainya.
Banyak yang beranggapan bahwa strategi pemasaran dari McD ini sangat baik dan kreatif, karena memanfaatkan kesuksesan dari boygroup asal Korea Selatan tersebut. McD melakukan strategi pemasaran dengan membuat target pasar pada para penggemar K-pop terutama penggemar BTS yang merupakan salah satu fandom besar di dunia. Strategi yang digunakan ini termasuk dalam Brand Community Marketing dan Viral Marketing.
Tidak sedikit pula masyarakat yang menganggap bahwa hal ini hanya menimbulkan permasalahan saja dibalik pandemic yang sedang terjadi. Masyarakat beranggapan bahwa kehadiran menu tersebut, memicu terjadinya kerumunan banyak yang mana tentu saja melanggar protokol kesehatan dari pemerintah, sehingga tidak sedikit beberapa gerai McD di Indonesia terpaksa ditutup oleh pihak yang berwenang untuk menghindari terjadinya kerumunan dan pelanggaran prokes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H