Mohon tunggu...
deann
deann Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa undergraduate S1 Teknik Elektro FTMM Universitas Airlangga

mantab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Alat Penangkap Emisi Gas Menjadi Energi Listrik Berbasis Elektrokimia Sebagai Inovasi dalam Mengurangi Gas Emisi

8 Mei 2024   08:45 Diperbarui: 8 Mei 2024   08:47 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mempertegas ambisi untuk mencapai Net-Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Salah satu cara yang dilakukan Indonesia untuk mencapai komitmen tersebut adalah dengan mengembangkan Nilai Ekonomi Emisi Gas.

Untuk mencapai target penurunan emisi gas ini, maka diciptakanlah Alat Penangkap Emisi Gas Menjadi Energi Listrik Berbasis Elektrokimia. Inovasi ini merupakan penggabungan sistem teknologi penangkapan emisi gas yang serupa dengan Carbon Capture and Storage (CCS) yang berperan sebagai capturing system dan tempat penyimpanan gas emisi, dengan sistem sel volta sebagai sistem konversi reaksi kimia menjadi energi listrik. Gas yang telah disimpan akan dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan metode elektrokimia (sel volta) yang memanfaatkan dua elektroda berupa lempengan tembaga sebagai anoda dengan elektrolit berupa larutan CuSO4, serta lempengan seng sebagai katoda dengan larutan H2O sebagai elektrolit. Inovasi teknologi ini selain mencegah pemanasan global dan mengurangi emisi gas juga dapat menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan pada industri.

Carbon capture storage, yang mana sering disebut sebagai carbon capture and sequestration, mencegah CO2 dalam jumlah banyak terlepas ke dalam atmosfer. Teknologi ini mencakup penangkapan CO2 yang diproduksi oleh pabrik industri yang besar, mengkompresinya untuk transportasi dan kemudian memasukannya ke dalam formasi batuan yang sangat dalam dengan hati-hati, dimana itu adalah penyimpanan permanen.

Secara umum, inovasi "Pemanfaatan Alat Penangkap Emisi Gas Menjadi Energi Listrik Berbasis Elektrokimia Sebagai Inovasi Dalam Mengurangi Gas Emisi" terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu input, proses dan juga output yang memiliki fungsi dan perang masing-masing. Tahapan input berfungsi untuk proses penangkapan dan penyaringan Gas Emisi, sedangkan tahapan proses berperan sebagai proses penyimpanan Gas Emisi yang sudah melewati proses penyaringan, proses konversi reaksi kimia menjadi energi listrik serta proses transformasi tegangan listrik (listrik AC) untuk dialirkan pada tahapan ouput.

Proses input (penangkapan gas) diawali dengan adanya gas emisi yang masuk pada bagian inlet dengan bantuan fan. Gas emisi tersebut kemudian dialirkan melalui komponen filter untuk mendapatkan gas emisi yang terbebas dari debu dan zat pengotor lain (basa) yang berpotensi mengganggu proses selanjutnya. Pada tahapan proses, gas emisi (asam) yang telah melalui proses filtrasi disimpan pada komponen storage berupa tank. Kemudian gas tersebut akan dikonversikan menjadi energi listrik dengan menggunakan metode elektrokimia yang memanfaatkan dua elektroda berupa lempengan tembaga sebagai Anoda dengan elektrolit berupa larutan CuSO4 serta lempengan seng sebagai Katoda dan larutan H2O sebagai elektrolit.

Manfaat inovasi teknologi seperti ini untuk pembangunan berkelanjutan diantaranya dapat menciptakan lapangan pekerjaan, memperpanjang umur infrastruktur yang ada, berkurangnya biaya operasional penyediaan listrik dan memberikan pengetahuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi. Keberhasilan teknologi seperti ini merupakan langkah awal dalam mengurangi emisi CO2 di Indonesia (ESDM, 2021). CCUS dapat berkontribusi pada keamanan energi yang lebih luas dengan tujuan lingkungan, sosial dan ekonomi (Asian Development Bank, 2019)

Sebagai inovasi industri untuk mencapai emisi net-zero, pengembangan sistem yang memulihkan emisi gas secara elektrokimia menjadi energi listrik dapat meningkatkan teknologi agar beroperasi lebih efisien dan pada akhirnya mengurangi emisi gas untuk mencapai emisi nol bersih. Perancangan sistem yang dirancang sebagai solusi terhadap pencemaran udara dan lingkungan yang dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan bebas emisi gas. Pengembangan konsep sistem yang memanfaatkan pemulihan emisi gas pada energi listrik merupakan bagian integral dari program pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi dan terotomatisasi serta memberikan analisis akurat yang memungkinkan penerapan konsep dan pencapaian tujuan Indonesia. Konsep teknis yang tepat untuk dibuat berkontribusi pada tujuan jangka panjang perencanaan dan pengembangan industri untuk menjadi negara industri tangguh di dunia pada tahun 2025.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun