MAKALAH
Kearifan Lokal Pencak Silat di Kabupaten Serang dan kaitannya dengan Pembelajaran
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah "Etnopedagogik "Dosen Pengampu: Subhan Widiansyah, M.Pd.Disusun oleh :
Deandra Khoiro Madini (2290200029 / 2A)
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Â
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara. Pencak silat adalah produk budaya lokal yang secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Istilah Pencak Silat adalah penggabungan dua kata, yakni pencak dan silat. Jika istilah pencak lebih dikenal di Jawa maka istilah silat lebih dikenal di Sumatera Barat. Sekalipun mirip dalam pemikiran dan prakteknya, masing-masing memiliki kekhasan dari segi gerak, musik pengiring dan peralatan pendukung. Kata pencaksilat baru digunakan secara umum di Indonesia pada tanggal 19 Mei 1948, yakni saat didirikannya organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Surakarta yang mempersatukan perguruaan Pencak dan perguruan Silat di seluruh Indonesia. Pencak silat merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan karena pencak silat merupakan salah satu alat pemersatu bangsa dan Identitas bangsa Indonesia. Pada 13 Desember 2019, Pencak Silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World. Hal ini adalah salah satu upaya pemerintah dalam memajukan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia. Manfaat Pencak Silat yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia adalah mendapat pengakuan dunia internasional, memiliki peluang dipertandingkan dalam cabang olahraga di Olimpiade dan menggali nilai budaya yang terkandung dalam silat. Sebagai budaya warisan leluhur, pencak silat patut mendapat perhatian yang layak. Pengembangan dan pelestarian pencak silat perlu digaungkan ke hadapan masyarakat umum, sekaligus menggugah pemerintah untuk turut meng kampanyekan pencak silat sebagai bagian dari produk budaya bangsa sebagaimana keris, batik, seni tari dan lain-lainnya. Kemudian alasan saya selaku penulis memilih pencak silat yang dijadikan kearifan lokal dan tradisi  yaitu seni bela diri ini  menjadi tradisi di daerah saya dan pencak silat sudah mendunia serta  banyak nilai dan filsosofi dari pencak silat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat dan bernegara.
RUMUSAN MASALAH
Apa Konsep Kearifan Lokal dalam Etnopedagogik?
Bagaimana Kearifan Lokal Pencak Silat yang menjadi Tradisi di Kabupaten Serang?
Bagaimana Nilai- nilai luhur dalam Pencak Silat dan kaitannya dengan Pembelajaran?
MAKSUD DAN TUJUAN
Mendeskripsikan Konsep Kearifan Lokal dalam Etnopedagogik
Mengetahui bagaimana Kearifan Lokal Pencak Silat yang menjadi Tradisi di Kabupaten Serang
Menganalisis bagaimana Nilai- nilai luhur dalam Pencak Silat dan kaitannya dengan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Kearifan Lokal dalam Etnopedagogik
Krisis multidimensi di Indonesia satu dekade terakhir yang memerlukan pemecahan berbasis bukti (evidence-based) terutama dari disiplin ilmu humaniora, termasuk pendidikan dan pengajaran, melatarbelakangi munculnya ide etnopedagogi. "etnopedagogi menaruh perhatian khusus terhadap local genius dan Local Wisdom dengan mengungkap nilai-nilai budaya kedaerahan sebagai model awal. Etnopedagogik merupakan aktualisasi pembelajaran / Pendidikan yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kearifan lokal. pendidikan bersifat deliberatif dalam arti masyarakat mentransmisikan dan mengabadikan gagasan kehidupan yang baik yang berasal dari kepercayaan masyarakat yang fundamental mengenai hakikat dunia, pengetahuan dan tata nilai. kearifan lokal terdapat pada beberapa kelompok atau masyarakat minoritas di Indonesia banyak mengandung nilai-nilai Luhur budaya bangsa, yang masih kuat menjadi identitas karakter warga masyarakatnya. Menurut Rustaman yang dikutip oleh Albaiti mengatakan bahwa Etnopedagogi merupakan praktik pendidikan berbasis kearifan lokal dan bersumber dari nilai-nilai kultular suatu etnis dan menjadi standar perilaku. S. Swars Menyatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan melembaga.
   B. Pencak Silat yang menjadi Tradisi di Kabupaten Serang
    Kearifan lokal Pencak Silat  (Silat kampung) , yang menjadi tradisi dan kesenian di daerah saya tepatnya di Kp. Pasir Nangka, RT13 RW 04, Desa Sentul, Kec. Kragilan, Kab.Serang Provinsi Banten. Tradisi Silat kampung ini dibentuk dalam suatu komunitas. Komunitas ini mewadahi para warga kampung, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Biasanya mereka berlatih di waktu malam. Komunitas ini biasa tampil pada acara acara hajatan warga seperti pernikahan dan sunatan, atau acara - acara kampung yang lain. Silat di kampung saya dalam kesenian yang dipakai sebagai hiburan dalam acara acara hajatan membawa manfaat seperti melestarikan kebudayaan, kemudian untuk menggantikan musik dangdut yang sebagian besar menampilkan penyanyi - penyanyi dengan pakaian kurang sopan, sehingga lebih mengedepankan norma kesusilaan dalam masyarakat. Serta dengan menampilkan kesenian silat bisa memberdayakan warga sekitar karna terdapat  nilai - nilai yang mengedepankan kearifan lokal. Kegiatan ini sangat positif, terutama untuk generasi muda dalam mengisi waktu luang. Ditengah pengaruh teknologi yang dahsyat pengaruhnya, kegiatan ini bisa mengalihkan anak - anak untuk tidak main handphone terus menerus. Selain positif, kesenian ini juga bisa menghasilkan uang dari hasil tampil di acara hajatan -hajatan warga, bahkan bisa juga tampil di acara --acara  yang lebih besar di tingkat yang lebih tinggi lagi. Jadi, kegiatan ini sangat bagus karna dapat meningkatkan kreatifitas warga, menjalin kerukunan dan bisa menangkal pengaruh budaya budaya yang kurang bagus. Serta mengisi waktu dengan kegiatan positif. Bila tradisi/kesenian ini di kelola dengan baik bisa mencapai prestasi dan mengharumkan nama kampung sehingga nama kampung akan lebih dikenal.
  C. Nilai- nilai luhur dalam Pencak Silat dan kaitannya dengan Pembelajaran
   Pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa yang memiliki nilai luhur. Nilai-nilai luhur terkandung dalam jati diri (Mulyana, 2013: 95). Pencak silat tidak hanya memiliki nilai aspek beladiri saja, namun pencak silat memiliki nilai yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, 1) Aspek mental spiritual dalam pencak silat mengajarkan nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, tenggang rasa, disiplin, cinta tanah air, dan memiliki rasa persaudaraan yang kuat. Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang; 2) Aspek Olahraga dalam pencak silat yaitu sebagai sarana untuk menjaga kebugaran dan kesehatan dengan gerak pencak silat; 3) Aspek Seni Budaya ; budaya dan permainan "seni" pencak silat merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat dengan musik dan busana tradisional; 4) Aspek Beladiri dalam pencak silat yaitu mengajarkan pesilatnya untuk memiliki keahlian dalam menjaga diri dengan baik. Nilai yang ditanamkan yaitu jiwa ksatria. Kepercayaan dan ketekunan diri sangat penting dalam menguasai ilmu beladiri pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis beladiri pencak silat.
    Pencak Silat kaitannya dengan Pembelajaran, karna penggunaan  pencak silat sendiri dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan, utamanya ialah sebagai media pendidikan baik di masyarakat maupun pembelajaran di sekolah. Pencak Silat dalam konsep etnopedagogi dijadikan Pembelajaran berbasis kearifan lokal yang diajarkan dalam kelas dan sebagai Pendidikan Karakter Siswa di Sekolah, serta Ekstrakurikuler yang mewadahi para siswanya untuk mengembangkan bakat, prestasi serta pelestarian tradisi/kebudayaan. Pendidikan karakter tidak hanya melalui pendidikan formal saja seperti dalam pembelajaran di kelas, tetapi juga melalui kegiatan untuk mengembangkan diri. Pencak silat dapat dijadikan sebagai wadah dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa ,karena pencak silat tidak  hanya mengandalkan kemampuan fisik saja, tetapi juga pencak silat mengandung nilai-nilai luhur
   Berdasarkan konsepsi di atas, sentuhan pencak silat yang dilaksanakan di dalam dunia pendidikan yang dimulai dari tingkat dasar akan sangat membantu kader bangsa yang berjiwa patriotik, berkepribadian luhur, disiplin dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kenyataan ini sejalan dengan tuntutan konsep pendidikan karakter yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang memiliki karakter yang baik (good character)(Kemendiknas, 2010).Namun demikian, upaya pengintegrasian pencak silat ke dalam mata pelajaran olah raga di sekolah belum banyak dilakukan. Selama ini pencak silat lebih banyak dipandang sebagai bela diri tinimbang sebagai cabang olah raga tradisional yang sarat dengan muata karakter. Berdasarkan kenyataan ini, sudah menjadi tugas guru pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah untuk menerapkan pencak silat sebagai salah satu kajian dalam pembelajaran. Dalam pengimpementasiannya, tentu dibutuhkan model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran yang dilakukan bukan hanya memberikan pemahaman konsep tentang pencak silat, tetapi lebih jauh agar para siswa mampu mengunjukkerjakan pecak silat dan lebih jauh mampu mengembangkan karakter mereka. Hal ini menjadi tantangan bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran pecak silat agar siswa mampu mengenal dan mengunjukkerjakan keterampilan berpecak silat dan sekaligus menciptakan sebuah program pendidikan yang dapat menerapkan dan memfokuskan pada pembentukan karakter peserta didiknya. Tugas ini menjadi sangat penting karena pendidikan pada dasarnya bukan hanya bertujuan membentuk kognisi siswa melainkan lebih penting membentuk karakter siswa agar mampu hidup dalam masyarakat demokratis. Â
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara. Dijadikan sebagai Kearifan Lokal, karena mempunyai nilai -nilai, cara-cara, perilaku yang melembaga secara tradisional. Pencak Silat yang ada di Kabupaten Serang, Banten disebut Silat Kampung menjadi tradisi disana dan mempunyai nilai-nilai yang baik yang memberdayakan masyarakat di kampung sana, seperti meminimalisir dampak negatif teknologi, serta bermanfaat karena mendapat penghasilan dari Silat kampung tersebut. Pencak Silat patut dilestarikan salah satunya seperti dimasukkan kedalam Pembelajaran berbasis kearifan lokal (Etnopedagogik). Dan sebagai Ekstrakurikuler yang mewadahi para siswanya untuk mengembangkan bakat, prestasi serta pelestarian tradisi/kebudayaan. Pencak Silat juga dijadikan sebagai pembelajaran Karakter Siswa di Sekolah, Oleh karena itu Guru sebagai pendidik tidak hanya bertujuan membentuk kognisi siswa tetapi menciptakan sebuah program pendidikan yang dapat menerapkan dan memfokuskan pada pembentukan karakter peserta didiknya.
B. SARAN
Saya selaku penulis berharap masyarakat terutama generasi pemuda agar terus melestarikan Pencak Silat sebagai produk budaya lokal di Indonesia. Dengan mewadahi sebagai pembelajaran yang memuat nilai-nilai luhur kearifan lokal dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.