Pasca ledakan yang diduga berasal dari bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu (13/11/2016) lalu, seluruh masyarakat Indonesia diharapkan untuk tidak mudah terprovokasi. Peristiwa kemarin, termasuk kejahatan luar biasa yang memerlukan penanganan khusus dan ekstra serta memerlukan dukungan rakyat Indonesia.
Kita semua patut mengapresiasi kinerja Polda Kalimantan Timur yang berhasil menangkap pelaku pengeboman tersebut, dalam kondisi hidup sehingga dapat diketahui maksud aksinya tersebut, dan tidak menjadikan berita yang simpang siur, ditengah kasus aksi damai 4.11 minggu lalu.
Marilah kita rapatkan barisan, upaya pelemahan demokrasi Indonesia sudah mulai ditebar, semua elemen bangsa, wajib menjaga keutuhan NKRI. Para teroris ini sengaja melakukannya, membuat sasaran target itu di Samarinda yang jauh dari Ibu Kota Jakarta, semata hanya ingin memecah perhatian Presiden, untuk itu Indonesia yang mayoritas beragama Islam, harus membentengi dimulai dari diri kita sendiri.
Pemakzulan di tengah jalan tidak baik utk demokrasi Indonesia dan tidak meyelesaikan permasalahan negeri ini, bisa jadi akan lebih kacau, orang pintar dan berkuasa dengan mudah akan pergi, dan nanti hanya orang lemah dan tak berdaya yang akan merasakan, kehancuran demokrasi Indonesia, setelah baik  mereka akan kembali lagi.
PERNYATAAN GUS MUS BISA MEMECAH UMAT ISLAM
Tidak hanya pengeboman saja yang dilakukan untuk memecah belah NKRI, umat islam pun sedang di terpa badai adu domba, dikarenakan pernyataan Gus Mus terkait Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI adalah organisasi yang merupakan representasi dari organisasi massa (ormas) Islam yang ada di seluruh Indonesia. MUI sejak dulu dibentuk pemerintah untuk menampung ormas-ormas yang tersebar di seluruh penjuru tanah air, yamg didalamnya ada NU.
Pernyataan mantan Rois Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) KH Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus, seharusnya jangan sampai terlontar. Apakah ada hubunganya antara pelaku pengeboman dengan pernyataan Gus Mus ? Kedua-duanya sama-sama berpotensi memecah belah umat islam ? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H