PenangkapanAdriansyah (Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP)tersebut, membuat daftar kebencian rakyat terhadap DPR semakin bertambah. Ini lagi-lagi sangat berbahaya bagi demokrasi di Indonesia.
Disaat rasa kepercayaan rakyat Indonesia sudah mulai menipis, terhadap para anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah mulai merebaknya isyu penggulingan orang nomer satu di Indonesia, sekarang di kejutkan dengan penangkapan Adriansyah yang memang kebetulan satu Partai dengan orang nomer satu di Indonesia.
Adriansyah yang tercatat sebagai anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PDIP dicokok KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) di Bali kemarin malam. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang senilai Rp 500 juta saat operasi tangkap tangan anggota DPR RI tersebut.
"Hasil pemeriksan tiga orang yang dilakukan pemeriksaan, lalu penyidik menyimpulkan telah ditemukan bukti permulaan yang cukup yang kemudian disimpulkan ada dugaaan terjadi tindak pidana korupsi yang diduga dilakuan oleh A mantan bupati Tanah Laut yang sekarang anggota DPR kemudian juga AH seorang pengusaha," ujar Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK, Johan Budi, saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jumat (10/4/2015).
Indeks korupsi yg dirilis oleh ICW periode 2002-2014(www.antikorupsi.org (www.antikorupsi.org)), adalah sebagai berikut:
1. PDIP (7.7)
2. PAN (5.5)
3. Golkar (4.9)
4. PKB (3.3)
5. PPP (2.7)
6. PKPI (2.1)
7. Gerindra (1.9)
8. Demokrat (1.7)
9. PBB (1.6)
10. Hanura (1.5)
Penangkapan Adriansyah Politisi dari PDI-P, tersebut membuat daftar kebencian rakyat terhadap Anggota DPR semakin bertambah. Kondisi seperti ini yang menyebabkan masyarakat tidak perduli pada Pemilu dan bisa menerima pemimpin tanpa lahir dari proses Demokrasi Pemilu.
Akhirnya nanti masyarakt akan menantikan pemimpin yang kuat yang tidak perduli dipilih rakyat atau tidak, tapi bisa mensejahterakan rakyat dan bisa membuat harga  kebutuhan sehari-hari murah.
Mungkin kita lebih baik tidak perlu orang-orang perwakilan rakyat, yang kita perlu adalah orang-orang yang mau bekerja untuk kepentingan orang banyak, dari bawah sampai atas.
Sebenarnya cape juga meliahat serta mendengar hal seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H