Mohon tunggu...
Dheandra Kusumah
Dheandra Kusumah Mohon Tunggu... -

Expresif and Friendly

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketegasan Berbuah Simalakama

19 Februari 2015   00:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:55 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasca sidang gugatan praperadilan Komjen Budi Gunawan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel), Senin lalu , yang dipimpin Hakim Sarpin Rizaldi memunculkan polemik. Itu lantaran Sarpin mengabulkan permohohan Budi Gunawan, sehingga otomatis penetapan status tersangka yang dilakukan KPK menjadi tidak sah.

Memang ini adalah buah simalakama, bagi Kepala Negara.seandainya melantik Komjen Budi Gunawan (BG) akan berpengaruh pada kepercayaan masyarakat kepada Presiden, seandainya tidak dilantik pun akan bersteru dengan koalisi dan KIH dan KMP di DPR. Apalagi serangan demi serangan terkait tidak dilantiknya BG menjadi Kapolri, justru dari kubunya sendiri PDI-P

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Junimart Girsang menilai pembatalan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri adalah penghinaan bagi DPR.

Ia menegaskan presiden tak punya landasan hukum menggugurkan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. "Saya lihat (keputusan) ini adalah contempt of parlement (penghinaan terhadap parlemen)," ujarnya, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/02/18/njyp96-politikus-pdip-jokowi-hina-parlemen-

Ini saatnya seorang Kepala Negara, turun tangan jangan dibiarkan seperti ini, ini adalah bibit pemberontakan. Ketidak setujuan pun diperlihatkan oleh Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra ternyata enggan mengomentari keputusan itu.

Dia tidak mau berpendapat yang bisa menimbulkan polemik baru.Hal itu dikatakannya ketika menjawab akun @mzulham. "Ogah ah biarin aja mereka polemik hehe," katanya melalui akun Twitter, @Yusrilihza_Mhd.
Yusril pun mengulangi kicauannya setelah akun @Nurul_Armada menunggu tweet darinya tentang putusan praperadilan yang janggal. "Ogah ah. Nonton aja hehe."

Mantan menteri sekretaris negara tersebut mengaku tidak layak berkomentar lantaran hanya sebagai wong cilik. "Bukan. Itu kan urusannya bos2. Kita mah orang kecil, nonton aja," katanya menanggapi akun @FajarWidodo. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/02/17/njw06b-ditanya-putusan-hakim-sarpin-yusril-ogah-ah-nonton-saja

Seharusnya sikap para elite politik, sebagai sorang negarawan sejati , jangan menambah parah keadaan tetap mendukung pemerintahan, ketegasan sorang Kepala Negara sudah ditunjukan, tinggal mengawasinya saja, tak perlu berkomentar yang justru menimbulkan gejolak yang menambah parah keadaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun