Keputusan Megawati memasukkan nama Puan Maharani, sebagai pengurus tetapi nonaktif itu sebagai suatu hal yang aneh dan ganjil. Apakah PDI Perjuangan kekurangan kader?
Soalnya, Jokowi sebelumnya (terutama masa kampanye) seringkali mengatakan bahwa menteri-menterinya harus melepaskan jabatan di partai !!!
Ketua Umum Megawati Sukarnoputri telah mengumumkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PDIP periode 2015-2020. Dalam kepengurusan tersebut, terdapat dua posisi yang diisi anak Megawati. "Ketua Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani, tapi saya nonaktifkan," kata Megawati saat mengumumkan kepengurusan DPP PDI Perjuangan.
Nampaknya PDIP masih menunjukkan wajah lama. Ini malah akan semakin menjadi blunder bagi Jokowi lagi. Lawan politik akan terus mempertanyakan revolusi mental. Apalagi kita tahu juga bahwa Jokowi adalah petugas partai dan kata Bu Mega yang tidak mau disebut petugas partai, untuk silakan keluar dari PDIP.
Sepertinya yang harus di revolusi mental adalah, para pimpinan yang ada di partai tersebut, mereka sudah lupa bahwa Jokowi sekarang adalah milik rakyat Indonesia, partai hanya sebuah alat transportasi saja, setelah sampai,  kita harus kembali kepada tujuan awal; yaitu untuk Indonesia bukan untuk partai.Keputusan ini seperti Bom Waktu saja buat Jokowi.
Pengamat Politik LIPI, Firman Noor menilai kultur PDIP yang feodalistik memang belum bisa menggantikan posisi Megawati sebagai sosok berpengaruh di PDIP. Sayangnya, nama Puan yang digadang gadang bisa menjadi sosok pembaru dinilai banyak pihak belum kompeten dalam memimpin partai. "Sosok Mega masih begitu kuat, Puan bukan sosok cemerlang untuk membawa perubahan." ujar Firman saar dihubungi Republika, Kamis
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/04/09/nmixpf-pengamat-lipi-semestinya-puan-jadi-sosok-progresif
Firman menilai selama lima tahun kedepan setidaknya Mega harus melakukan pendampingn kepada Puan ataupun mempersiapkan kader kuat untuk bisa mempertahankan kekuatan partai berlambang moncong putih ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H