05 Agustus 2013 Sadarlah…!
Sehabis Shalat Magrib di rumah sakit, aku kembali ke ruang tunggu pasien, sejenak melihatnya melalui kaca pembatas ruangan, mendo’akannya dari tempat aku berdiri dan berpamitan pulang dalam hati. Lama aku melihat dan mengamatinya beberapa saat sampai matanya yang terpejam itu perlahan membuka. Berkedip-kedip dan terpejam kembali. Beberapa saat kemudian, matanya kembali terbuka dan ia memandang langit-langit sambil memicingkan mata.
Beberapa perawat menghampirinya, memeriksa kondisi pernafasan dan monitor detak jantungnya. Seorang nama dokter diperdengarkan radio pengeras suara, dipanggil menuju ke ruangannya. Akhhh… terima kasih Ya Allah… ia telah sadar. Ketika dokter datang, tampak dokter itu menanyakan beberapa pertanyaan, dan kemudian tersenyum. Entah ia menjawab dengan benar atau salah.
Mamanya telah datang, untuk menungguinya berganti jaga denganku. Wajahnya tampak berbinar, melihat putra kesayangannya itu membuka mata. Aku belum berbicara, saat ia memelukku dan menangis, "makasih ya, Dea sudah jaga Hakim. Kamu sekarang pulang ya, istirahat. Pulang sama supir ya, sudah tunggu kamu di lobi, hati-hati.” Ia menyalamiku sambil selipkan amplop. Aku pun pulang, “sama-sama tante, terima kasih juga. Assalamualaikum.”
* * * * *
15 September 2013
Selesai sudah rasa malu, sakit, kesepian, gelisah takut dan semua perasaan kecemasan yang menemaninya selama di rumah sakit. Dia sudah boleh pulang.
--The End—
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI