Mohon tunggu...
Deandra AdiraWuryandari
Deandra AdiraWuryandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN Veteran Jakarta

Mahasiswa ilmu komunikasi UPN Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transportasi Umum: Mengurangi Polusi atau Menambah Emisi?

12 April 2023   12:37 Diperbarui: 12 April 2023   12:39 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi Hijau, Wirestock on Freepik

Transportasi hijau digaungkan menjadi salah satu solusi bagi permasalahan dunia, yaitu pemanasan global dan kelestarian lingkungan. Di Jakarta sendiri telah banyak hadir transportasi hijau yang kian digemari oleh masyarakat, salah satunya ialah kendaraan berbasis listrik seperti MRT, KRL, LRT, dan mobil listirk. Ketertarikan masyarakat untuk menggunakan transportasi tersebut salah satunya ialah untuk mendukung pemerintah yang sedang mengusahakan pengurangan emisi karbon, dengan terus menyuarakan transportasi hijau melalui sebutan transportasi ramah lingkungan serta dapat mengurangi polusi dan emisi. Namun, apakah transportasi tersebut benar-benar "ramah" terhadap lingkungan dan masyarakat?

Isu pemanasan global menjadi masalah serius yang terus dirundingkan oleh pemerintah dunia tentang bagaimana upaya menanganinya. Namun, bukan hanya pemanasan global saja, isu kualitas udara di Jakarta yang disebabkan oleh polusi dan emisi karbon pun menjadi permasalahan yang digeluti oleh pemerintah Jakarta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2020, tingkat paparan polusi udara Jakarta mencapai 29,9 mikrogram per kubik yang mana akan menyebabkan penduduk Jakarta kehilangan harapan hidup rata-rata 2,4 tahun menurut Air Quality Life Index (AQLI). Emisi karbon di Jakarta pun sama buruknya dengan polusi udara, kendaraan bermotor di Jakarta menyumbangkan 40.000 karbon dioksida tiap tahunnya yang mana hal tersebut akan berpengaruh pada keadaan lingkungan dan kesehatan masyarakat karna adanya perubahan iklim.

Upaya untuk menangani hal tersebut ialah dengan menggunakan transportasi hijau, seperti MRT, KRL, LRT, dan mobil listrik. Karena tidak menggunakan bahan bakar minyak, penggunaan transportasi hijau ini pun dapat mengurangi polusi udara juga emisi karbon yang ada. Selain itu, sebagai pengguna trasnportasi umum, seperti MRT dan LRT, saya pun juga merasakan dampak terhindar dari kemacetan. Hal tersebut dikarenakan transportasi tersebut beroperasi di jalurnya sendiri. Dengan fasilitas yang nyaman pula, saya merasa menggunakan transportasi hijau, khususnya yang merupakan transportasi umum, dapat melakukan dua hal dalam satu waktu. Di mana kita dapat mengurangi kemacetan juga mengurangi polusi dan emisi.

Meskipun begitu, di mana ada sisi baik ada pula sisi buruk dari suatu hal. Sumber listrik yang digunakan oleh KRL berasal dari PLTA yang mengunnakan sumber DC 1500 volt sedangakn MRT sendiri merupakan PLTD Senayan yang mulai di operasikan sejak bulan Oktober 2019. Menteri ESDM sendiri, Arifin Tarif pernah mengatakan, untuk mencapai target Net Zero Emission 2060, program pengurangan PLTD menjadi kunci dalam peta yang telah disusun oleh Kementerian ESDM untuk menekan emisi gas rumah kaca. Meskipun termasuk kedalam transportasi hijau, nyatanya sumber penggunaan energi listrik yang digunakan oleh transportasi tersebut masih termasuk kedalam sumber utama emisi karbon.

Menjadi upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan emisi karbon dan polusi udara, transportasi hijau beroperasi dengan lancar di kota Jakarta. Bersumber dari tenaga listrik, masyarakat menganggap hal tersebut sudah aman dan ramah lingkungan. Namun, nyatanya sumber listrik yang digunakan merupakan sumber yang harus ditekan untuk mengurangi emisi karbon. Sepertinya, trasnportasi hijau ini tidak cukup "hijau" untuk melestarikan lingkungan.

Daftar Pustaka

Anwar, M. C. (2019). Ini sumber tenaga listrik tambahan untuk mrt Jakarta. Diakses pada 12 April 2023 dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20190329133343-4-63687/ini-sumber-tenaga-listrik-tambahan-untuk-mrt-jakarta

Lazuardi, S. (2021). Transportasi hijau sebagai solusi cerdas dalam menjaga lingkungan. Diakses pada 12 April 2023 dari https://kumparan.com/shafa-lazuardi/transportasi-hijau-sebagai-solusi-cerdas-untuk-menjaga-lingkungan-1wW0afXj9Ig/2

Naufal, M. (2022). Anies ungkap Jakarta hasilkan 40000 karbon dioksida per tahun. Diakses pada 12 Maret 2023 dari https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/01/16395181/anies-ungkap-jakarta-hasilkan-40000-karbon-dioksida-per-tahun

Sorongan, T. (2022). Pemangkasan pltd pln jadi kunci ri bisa capai netral karbon. Diakses pada 12 April 2021 dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20220323161836-4-325363/pemangkasan-pltd-pln-jadi-kunci-ri-bisa-capai-netral-karbon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun