Sejak pemerintah mengumumkan wabah covid-19 yaitu pada 13 April 2020 sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019  (COVID-19) membuat pembatasan sosial diterapkan. Pembatasan sosial yang diterapkan mulai dari kegiatan di fasilitas publik (tempat makan, mall dan lain-lain), aktivitas sekolah, kerja, dan ibadah yang dilakukan dari rumah, acara besar (konser, pernikahan, budaya) yang dilarang, dan jaga jarak serta menggunakan masker dan cuci tangan saat berpergian keluar rumah. Hal tersebut membuat masyarakat yang terbiasa bekerja dari luar penghasilannya menurun sehingga banyak sekali permasalahan yang terjadi mulai dari, phk massal yang dilakukan perusahaan. kemiskinan yang meningkat, toko atau warung yang gulung tikar, hingga maraknya pencurian. Sektor ekonomi adalah sektor dimana masyarakat mengantungkan hidupnya untuk dirinya ataupun keluarganya sehingga dampak yang dirasakan saat adanya pembatasan sosial cukup besar.
    Ibu Sus yang merupakan pemilik warung nasi dan kopi dan Kang Sholeh sebagai penjual  bakso adalah salah satu yang terdampak pada sektor ekonomi dari adanya pembatasan sosial tersebut. Ibu Sus merupakan warga asli Situbondo, Jawa Timur dimana beliau sebelumnya berjualan nasi jagung dan gorengan di Situbondo, tepatnya di daerah Besuki. Beliau memutuskan untuk mengikuti suaminya yang bekerja di Kota Probolinggo sehingga dia tinggal di Jl Flamboyan Rt 03, Rw 03 Kel Pilang, Kec Kademangan Kota Probolinggo. Sebelumnya dia berjualan di dekat rumahnya sana dengan bermodalkan gerobak kayu ukuran 1,5 x 2 m dan setelah itu memutuskan untuk pindah berjualan di Jl Anggrek, Pilang Kota Probolinggo. Alasan beliau pindah berjualan dikarenakan tempatnya yang starategis karena banyak pekerja dari pabrik maupun gudang yang lewat dan istirahat di sekitar sana. Namun seiring dengan adanya pandemic covid-19 Warung Ibu Sus sepi dari pembeli dikarenakan adanya pembatasan sosial dari Pemerintah setempat.
     Hal yang sama juga dialami oleh Kang Sholeh sebagai Penjual Bakso keliling. Beliau asli Malang dan memutuskan untuk merantau ke Kota Probolinggo. Alasan beliau berjualan bakso dengan gerobak putihnya adalah karena dia mempunyai bakat yang ditularkan oleh Pamannya yaitu bakso khas Malang, sehingga dia memutuskan berjualan bakso berkeliling rumah dari pukul 9.00 pagi sampai jam 12.00 siang dan pada jam 1.00 siang beliau memberhentikan gerobaknya di depan pertigaan Jl Anggrek Gg1, Pilang Kota Probolinggo hingga habis baksonya. Nasibnya Kang Sholeh juga sama seperti Ibu Sus, gerobak baksonya yang sepi dari pembeli dikarenakan pekerja yang bekerja dari rumah, dan juga warga masih ragu untuk membeli karena takut tertular Covid-19 dari makanan bakso tersebut.
     Faktor tersebut yang membuat banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha UMKM, khususnya untuk Ibu Sus dan Kang Sholeh. Dengan adanya kebijakan dari pemerintah terkait penerapan pembatasan sosial, maka perlu adanya solusi dan invoasi untuk membantu pihak UMKM yang setidaknya tidak merugikan Ibu Sus dan Kang Sholeh. Untuk itu saya sebagai mahasiswa Universitas Jember dalam hal ini mencanangkan sebuah gagasan baru tentang bagaimana pelaku UMKM dapat membangun sebuah usaha yang berkelanjutan di masa pandemi ini sekarang maupun masa depan nantinya.
     Warung Berkelanjutan merupakan salah satu gagasan dari inovasi saya untuk program KKN saya dimana nantinya fokusnya bukan hanya pada aspek ekonomi, namun aspek kesehatan dan juga lingkungan juga menjadi factor penting. Aspek kesehatan menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan, terutama pada masa pandemi ini karena resiko tertular dari luar rumah sangat besar sehingga perlu adanya sosialisasi terkait hal tersebut. Aspek lingkungan menjadi salah satu komponen penting untuk pembangunan bekerlanjutan di masa depan karena dengan maraknya terjadi pemanasan global pada akhir-akhir ini membuat kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan sangat dianjurkan. Untuk itu kegiatan program ini diharapkan mampu untuk dijadikan sebuah pembangunan yang lebih baik mulai dari aspek ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.
     Pada penerapan Warung Berkelanjutan untuk Ibu Sus dan Kang Sholeh sebagai pihak wirausaha yang terdampak Covid-19 sesuai program pilihan Universitas Jember ini dilakukan dengan mensosialisasikan protokol kesehatan. Sosialisasi tentang aspek kesehatan ini meliputi penggunaan masker untuk penjual dan pembeli, mencuci tangan atau menyemprotkan handsanitizer pada tangannya pada penjual sebelum melayani pembeli dan juga pembeli dilakukan penyemprotan handsanitzer oleh penjual. Selain itu dilakukan jaga jarak pada pembeli saat melakukan makan di tempat dan juga diusahakan membawa bekal makanan dan minuman untuk mengurangi risiko tertular Covid-19.
     Penerapan pada aspek lingkungan ini untuk warung Ibu Sus dan gerobak bakso Kang Sholeh berbeda. Warung Ibu Sus diberikan wawasan terkait efek penggunaan bahan kertas minyak sebagai bahan alas nasinya yang berbahaya untuk kesehatan, lingkungan, dan juga konsumen. Selain itu penggunaan dari kertas minyak yang tidak efisien dalam jangka panjang karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli kertas minyak cukup besar. Untuk itu alternatif yang saya tawarkan adalah penggunaan bahan alas alami yang dapat berupa alas daun pisang. Alasan penggunaan daun pisang adalah bahannya yang alami sehingga sampah yang dihasilkan masuk golongan organik, mampu menekan biaya alas nasi, dan aman untuk kesehatan karena kandungan daun pisang yang tidak berbahaya untuk manusia. Penggunaan daun pisang juga dapat membuat ekosistem pisang yang semakin banyak di kota tersebut jika penggunaannya dilakukan dan dicanangkan terus-menerus.
     Untuk gerobak bakso Kang Sholeh dilakukan penerapan teknologi tenaga surya dengan memanfaatkan energi sinar matahari. Teknologi ini merupakan salah satu energi terbarukan dimana memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energinya untuk nantinya dialirkan melalui sebuah panel surya yang selanjutnya dialirkan menuju baterai untuk disimpan energi tersebut. Energi yang disimpan oleh baterai tersebut nantinya diubah menjadi energi listrik untuk dapat dimanfaatkan sebagai energi sumber lampu led. Gerobak Bakso Kang Sholeh berjualan hingga pukul 8.00 malam dan hanya mengandalkan lampu dari flash kamera sebagai sumber penerangan. Sehingga diharapkan dengan adanya teknologi tenaga surya yang sudah jadi dalam bentuk powerbank panel surya mampu menjadi energi alternatif untuk menerangi gerobak bakso Kang Sholeh pada saat malam hari.
     Dalam memberikan keuntungan usaha dari aspek ekonomi ini akan dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi digital dengan smarthphone untuk nantinya sebagai bahan media pemasaran dan promosi lewat media sosial, khususnya instagram. Nantinya akun yang dibuat langsung mengarah ke instagram bisnis sehingga nantinya dapat promosi langsung ke orang-orang melalui online yang disesuaikan domisili, usia dan lain-lain. Selain itu nantinya Warung Bu Sus dan Bakso Kang Sholeh juga akan dilakukan foto produk terhadap makanannya dengan tujuan untuk memperindah dan memperbagus tampilan saat akan dipromosikan lewat instagram. Desain gambar, mulai dari gambar vector dan lain-lain juga akan diterapkan pada akun instagramnya untuk membuat tampilan profil instagramnya menjadi lebih menarik dilihat oleh banyak orang.