Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melestarikan Lebah untuk Merawat Bumi dan Membangun Ekonomi, Sebait Puisi Perjuangan Melestarikan Lingkungan dari Bumi Banyumas

10 Oktober 2024   23:19 Diperbarui: 11 Oktober 2024   10:47 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teguh Waluyo, pengembang Lebah Klonceng (RRI.co.id)

"Lebah memiliki peran sangat penting bagi lingkungan. Keberadaan Lebah di suatu tempat merupakan penanda bahwa keseimbangan ekosistem di tempat tersebut terjaga dengan baik". Demikian kata Teguh Waluyo (35) saat diwawancarai penulis secara daring.

Tiga tahun sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) menetapkan 20 Mei sebagai hari Lebah sedunia pada tahun 2018, Teguh Waluyo telah memulai usaha pelestarian Lebah di Banyumas pada tahun 2015. 

Motivasi awalnya sangat sederhana. Sebagai guru honorer dengan penghasilan jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, Teguh harus memutar otak dan berusaha sekedar untuk memperoleh penghasilan tambahan.

Pilihannya jatuh pada usaha peternakan lebah madu. Selain Teguh sendiri merupakan penikmat madu, pangsa pasar madu dinilai Teguh tidak akan pernah turun.  Kebutuhan madu berkualitas terus meningkat, seiring peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap manfaat madu untuk kesehatan. "Mbah saya dahulu juga merupakan peternak lebah". Ungkap Teguh merujuk silsilah leluhurnya.

Teguh Waluyo dan madunya (radioidola.com)
Teguh Waluyo dan madunya (radioidola.com)
Perjuangan Teguh untuk mengembangkan usaha lebah madu tidaklah mudah. Sebab Teguh tidak sekedar beternak lebah, melainkan berupaya mengembangkan Lebah Klonceng. Suatu Lebah lokal spesies asli Banyumas yang ditemukan pada tahun 1939.

Demi mewujudkan ambisinya, Teguh keluar masuk hutan mencari bibit lebah yang sesuai. 

Di masa awal membudidayakan Lebah Klonceng, Teguh tidak hanya harus mempelajari seluk beluk pemeliharaan lebah, melainkan juga produksi madu, pemasaran madu, hingga peran lebah bagi ekosistem melalui diskusi dengan akademisi dan petani yang berhasil.  

Teguh mengaku sebagian besar ilmunya diperoleh secara otodidak, dari melakukan berbagai upaya percobaan, mengalami berbagai kegagalan, sebelum mendapatkan formula terbaik budidaya Lebah Klonceng.

Hambatan usaha Teguh ternyata tidak berhenti di sisi teknis pelaksanaan budidaya semata. Sebagai hewan yang mencari makan dari nektar dan pollen yang dihasilkan tanaman di sekitar tempat hidupnya, lebah membutuhkan lingkungan yang hijau. 

Tanpa keberadaan tanaman yang cukup, produktifitas madu yang dihasilkan lebah tidak akan maksimal. Sehingga guna mendukung ternak lebahnya, Teguh pun berinisiatif membarengi usaha budidaya lebahnya dengan melakukan penghijauan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun