Tradisi peraih Baloon D'or sebagai pemain terbaik dunia paling sering  dari posisi sebagai striker atau gelandang serang. Wajar saja karena tukang gedor gawang lawan dinilai sebagai penentu keberhasilan sebuah tim sepakbola. Tim sepakbola tidak akan bisa memenangkan pertandingan atau menjuarai turnamen jika lini depannya mandul gol.
Langka pemain belakang yang meraih Balon D'or, lebih langka lagi penjaga gawang yang hingga saat ini baru Lev Yashin yang meraihnya. Pemain bertahan terakhir yang pernah mendapat anugerah Balon D'or adalah Fabio Cannavaro berkat penampilannya di Juventus dan perannya memimpin timnas Italy menjuarai Piala Dunia 2006. Setelah itu, Balon D'or kembali ke tradisinya dengan menempatkan pemain lini depan sebagai nominator dan peraihnya.Â
Terlebih setelah dominasi Messi dan Ronaldo, belum ada lagi pemain bertahan yang dilirik pelatih dan kapten timnas anggota FIFA untuk menerima anugerah tertinggi untuk individu pemain sepakbola tersebut.
Tetapi 2019 sepertinya akan menjadi fenomenal. Saya punya sebuah nominasi istimewa untuk balon d'or 2019. Allison Ramses Becker, penjaga gawang Liverpool dan Timnas Brazil akan menjadi peraih Balon D'or.
Apa alasannya? Tentu saja jawabannya: penampilan prima di bawah mistar. Allison Becker memegang beberapa rekor mentereng di klub maupun tim nasional.
Pertama di klub. Kuncen gawang Liverpool 2018-2019 ini berhasil menjadikan timnya sebagai tim yang paling sedikit kebobolan di Liga Premier. Hanya 22 gol bersarang di gawangnya, dari total 38 pertandingan yang dijalani di liga. Di bawah kawalannya, kalau gawang Liverpool sampai dibobol lebih dari satu kali adalah hal yang langka. Total 21 pertandingan Liga Primer Inggris, lebih dari separuh total pertandingan, menghasilkan cleansheet alias tidak bisa dijebol. Sekaligus membuatnya meraih Golden Glove 2019.
Meskipun pada akhirnya Liverpool hanya finish di urutan kedua Liga Primer Inggris dengan selisih 1 poin, lebih disebabkan banyaknya hasil seri yang diraih Liverpool dan ketidakberuntungan saja.
 Karena Liverpool hanya satu kali mengalami kekalahan, Jumlah itu paling sedikit di Liga Primer. Tiga kali lebih sedikit dibandingkan Manchester City, Sang Juara yang mengalami 4 kali kekalahan.
Sementara itu di Liga Champions, Allison menjadi penutup kelemahan Liverpool di final musim sebelumnya saat digawangi Loris Karius. Delapan kali penyelamatannya di fInal saat melawan Tottenham membuat gawang Liverpool bersih dan berhasil membawa Liverpool meraih tropi tertinggi di Benua Eropa.Â
Termasuk final, dan satu kali pertandingan kandang saat secara fenomenal menyingkirkan Barcelona di semifinal, Allison berhasil mencatat 8 kali cleansheet dari total 14 pertandingan di Liga Champions. Â
Di laga Copa America, Allison mencatatkan rekor lebih spektakuler. Selain membawa Brazil menjadi juara untuk ke-9 kalinya, gawang Brazil relatif bersih dari bola skema serangan pemain lawan.Â