Seperti disebutkan WHO, sehat juga bukan persoalan fisik, melainkan emosi, bahkan sosial dan pegaulan juga merupakan faktor kesehatan. Kalau kita ingin tetap sehat, menjaga kesehatan emosi juga penting. Sesekali berwisata ke pegunungan atau pantai, selain menghirup udara segar juga memberi kesegaran mental. Rekreasi juga sebetulnya tidak perlu mahal atau pergi jauh, berkebun, berbincang dengan tetangga, ikut klub olahraga, ibarat mengayuh dayung dua pulau terlampaui. Rekreasi sambil berolahraga dan bersosialisasi meningkatkan kesehatan jiwa, raga dan sosial.
Lalu setelahnya, jangan lupa beristirahat yang cukup. Jika tubuh dipaksa terlalu banyak melakukan kegiatan tanpa istirahat yang cukup akan berakibat negatif, tubuh kelebihan beban kerja. Pemain sepakbola yang terlalu sering dipaksa bermain rentan cedera, apalagi kita yang punya tubuh tidak sering dilatih. Karenanya nikmatilah saat istirahat, tidak banyak begadang dan bangun lebih pagi.
Terakhir, kalau badan sudah sehat, makan cukup, waktu untuk olahraga dan rekreasi banyak, tapi tidak punya uang sama saja bohong. Agar hidup sehat dan bisa melakukan itu semua dengan hati senang ternyata butuh modal. Karena itu, saat sehat manfaatkan juga untuk bekerja. Bekerja sebaik mungkin dengan hati riang, agar penghasilan meningkat, hidup sehat, bahagia dan memberi manfaat buat sesama. Apa pun pekerjaan kita, jika dilakukan dengan kesadaran bahwa pekerjaan kita mulia dan memberi manfaat buat orang lain, tidak terpaksa melakukan pekerjaan, dan bangga dengan profesi kita. Ingatlah tubuh sehat penting, kantong sehat juga penting. Â Â
Hanya dengan tubuh yang sehat, pikiran yang sehat, pergaulan yang sehat, pekerjaan yang sehat dan aktifitas yang sehat seimbang, kehidupan yang sehat dibangun. Sehat itu menyenangkan, kawan!
Bogor, 25 September 2016
Bahan Bacaan
Profil Kesehatan Indonesia 2014, Kementrian Kesehatan RI
