Mohon tunggu...
Dea Amanda
Dea Amanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Anyeong!!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Perjuangan seorang ibu sebagai Penjual Sayur Keliling: Meniti Hidup Dengan PKH

13 April 2024   14:09 Diperbarui: 15 April 2024   16:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar milik pribadi

Di sebuah sudut kota Pontianak yang ramai, terdapat seorang wanita berusia 58 tahun bernama Ibu Halijah yang merupakan seorang janda. Beberapa tahun terakhir, ia telah menjadi figur yang dikenal oleh banyak orang sebagai penjual sayur dan lauk pauk keliling. Pekerjaan ini tidaklah mudah bagi seorang wanita paruh baya seperti Ibu Halijah, setiap subuh dia akan mengambil sayuran ditempat bosnya terlebih dahulu, sayur dan lauk pauk yang ia jual bukanlah miliknya sendiri, melainkan ia mengambil upah dari orang lain, dimana penghasilannya ditentukkan oleh seberapa banyak sayur dan lauk pauk yang mampu dia jual. Setelah mengambil sayur dan lauk pauk dari bosnya, dia akan menelusuri gang demi gang di pagi harinya dengan berjalan kaki untuk menjual dagangannya sampai sekitar pukul 10:00, kegiatan ini dia lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

sumber gambar milik pribadi
sumber gambar milik pribadi

Penghasilan Bu Halijah tidak menentu, terkadang hanya sekitar 60.000 per hari, Ibu Halijah harus memastikan bahwa pengeluarannya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Beralamatkan di Kelurahan Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Rumah Bu Halijah 2 lantai, bergaya sederhana namun cukup nyaman untuk ditempati dengan tembok yang kokoh, lantai keramik dan beratap seng, ukuran rumah tersebut hanya 6x4 meter persegi, terdiri 2 kamar, ruang tamu, dapur dan wc pribadi yang bersepti tank. Untuk Keperluan minum dan masak mereka menggunakan air galon atau air hujan dan untuk mandi mereka menggunakan air PDAM namun terkadang mereka juga mandi ke Sungai Kapuas. Di Rumah tersebut tinggal 2 keluarga, keluarga pertama terdiri dari Ibu Halijah beserta anak laki-lakinya, dan keluarga kedua ialah anak Bu Halijah dengan suaminya serta kedua anaknya. 

sumber gambar milik pribadi
sumber gambar milik pribadi

Kehidupan Ibu Halijah mengalami sedikit perubahan ketika pemerintah mulai meluncurkan program bantuan sosial, Ibu Halijah mendapatkan Bansos PKH berupa uang sebesar 200.000/bulan, namun kata bu Halijah penerimaan uang tersebut tidak menentu tanggalnya terkadang bisa per tiga bulan uang tersebut baru diterima, Bu Halijah juga menceritakan bahwa dulu pernah juga mendapatkan bantuan beras, tetapi sudah 2 tahun terakhir tidak pernah mendapatkan bantuan beras lagi. Empat tahun sudah Bu Halijah menjadi penerima PKH, adanya PKH cukup membantu meringankan pengeluaran rumah tangga seperti kebutuhan dapur dan Listrik. Selain mendapatkan Bansos PKH, Bu Halijah juga mendapatkan bantuan sosial Kesehatan seperti BPJS, saat sakit biasanya ia berobat di Puskesmas karena sekarang lebih mudah untuk mengakses layanan kesehatan yang dimana biayanya telah diringankan oleh pemerintah.

Bantuan sosial bukan hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga memberikan harapan baru bagi Bu Halijah, ia merasa didukung oleh pemerintah dan merasakan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan hidup. Dengan bantuan sosial, Ibu Halijah merasa cukup tertolong untuk kehidupannya yang sekarang dan dimasa yang akan mendatang.

Wawancara mendalam dan observasi dilakukan pada Februari-Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun