Mohon tunggu...
Dea Mahdiyah
Dea Mahdiyah Mohon Tunggu... -

🏡 Lumajang jawa timur 🎓 IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budaya Gotong-royong di Tengah Alam Globalisasi

28 Oktober 2016   18:51 Diperbarui: 28 Oktober 2016   18:59 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istilah gotong-royong berasal dari bahasa jawa. Gotong berarti "pikul atau angkat" sedangkan royong berarti "bersama-sama", jadi arti gotong-royong adalah mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Budaya gotong-royong dapat tumbuh diman saja, baik dilingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah.

Pada masa lalu masyarakat Indonesia telah memberikan banyak manfaat dalam setiap pekerjaan yanh dilakukan dengan bergotong-royong. Dan pada saat ini istilah gotong-royong seperti sudah tidak terdengar lagi. Masyarakat sudah mulai memikirkan kehidupan mereka sendiri tanpa memperdulikan lingkungan yang berada di sekitarnya. padahal kita selaku manusia merupakan makhluk sosial kita tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain.

Semua itu adalah akibat dari dampak globalisasi. Saat ini masyarakat lebih suka mengkonsumsi produk luar negri dibandingkan dengan produk dalam negri. mereka lebih mementingkan gaya dan belanja produk luar negri yang mahal, sehingga mereka dengan sadar melakukan pemborosan dan lupa menyisihkan uang mereka untuk membantu saudara mereka yang membutuhkan. Masalah tersebut sudah menyimpang dari perilaku sosial dan nilai gotong-royong sudah hilang.

Upaya untuk membangkitkan kembali budaya gotong-royong ini adalah timbul dari diri sendiri terlebih dahulu, dan dengan pembentukan dan pembangunan pos pemberdaya keluarga (Posdaya) disetiap desa.

Hilangnya semangat gotong-royong bisa dikurangi bila semangat kerja keras ini bisa dikembangkan dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun