Era digitalisasi membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di dunia pendidikan. Di tengah transformasi ini, dosen dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama ketika berhadapan dengan generasi baru, yakni Generasi Z (Gen Z). Generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an ini tumbuh dalam era akses teknologi yang tak terbatas. Hal tersebut menciptakan tantangan baru bagi para pengajar yang harus menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan karakteristik generasi digital ini.
1. Adaptasi terhadap Teknologi
Salah satu tantangan terbesar bagi dosen saat ini adalah penguasaan teknologi pendidikan. Di era digital, teknologi memiliki peran penting dalam proses belajar-mengajar. Platform seperti Learning Management System (LMS), video konferensi, dan aplikasi kolaboratif kini menjadi alat utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun, tidak semua dosen memiliki kesiapan atau kemahiran dalam menggunakan teknologi ini.
Dosen dituntut untuk cepat beradaptasi dengan perubahan ini, termasuk bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif. Sementara itu, Gen Z yang terbiasa dengan aplikasi seluler dan platform digital memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kecepatan dan kenyamanan akses informasi. Kesenjangan antara harapan mahasiswa dan kemampuan teknis dosen dapat menjadi hambatan dalam menciptakan pembelajaran yang efektif.
2. Perubahan Gaya Belajar
Generasi Z memiliki gaya belajar yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka merupakan pembelajar visual yang lebih menyukai konten multimedia daripada teks yang panjang. Mereka juga cenderung mudah beralih antara tugas-tugas, yang mengakibatkan rentang perhatian mereka lebih pendek.
Dosen yang terbiasa dengan metode pengajaran tradisional, seperti ceramah panjang dan membaca buku, kini harus memodifikasi pendekatan mereka. Tantangannya adalah menyajikan materi pembelajaran secara ringkas, interaktif, dan menarik. Pembelajaran berbasis proyek, video interaktif, dan diskusi daring kini lebih disukai oleh mahasiswa Gen Z dibandingkan kuliah tatap muka yang bersifat monoton.
3. Keterlibatan Mahasiswa
Membangun keterlibatan dan motivasi mahasiswa menjadi tantangan utama dalam pengajaran di era digital. Gen Z dikenal sebagai generasi yang multitasking, yang sering kali terbagi perhatian mereka antara tugas belajar dan aktivitas digital lain, seperti media sosial. Hal ini membuat mahasiswa sering kali kurang terlibat secara mendalam dalam proses belajar.
Dosen perlu berpikir kreatif untuk mempertahankan perhatian mahasiswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan gamifikasi atau elemen permainan dalam pembelajaran. Selain itu, memberikan umpan balik yang cepat dan konstruktif juga penting bagi Gen Z, yang lebih menghargai kecepatan dan relevansi informasi.
4. Peran Sebagai Pembimbing dan Mentor