Mantan bupati Ogan ilir ahmad wazir nofiadi mawardi yang marak-maraknya di beritakan dan ada juga wacana yang mengatakan bahwa mantan bupati ini akan menjabat lagi yang menyebabkan perpecahan di ogan ilir karena anggapan yang tidak jelas dari mana munculya
Dikarenakan Mantan bupati yang tidak hanya terkait oleh kasus  narkoba , Deputi  badan narkotika nasional (BNN) Arman Depari mengatakan , selain kasus penyalahgunaan narkoba dan juga diduga melakukan tindak pidana lain ,Noviadi diduga menjadi pemasok dana ke apotek yang dikelolah tersangka ICN , Menurut penuturan arman , ada indikasi yang menunjukan bukti transaksi yang dilakuakn oleh nofiadi. Namun , arman tidak menjelaskan lebih detail
tetapi juga diduga kemungkinan kasus yang menjerat nofiadi akan di kembangkan ke tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Anggota DPRD OI kini terpecah jadi sulit sikapi kasus ovi . banyak mereka yang melempar kasus  tersebut ke mandagri .kesanya cuci tangan ,  maklum karena selain hubungan emosional , juga banyak keluarganya (ovi) , ujar salah satu anggota DPRD OI yang enggan namanya ditulis .
sebagai wujud protes , sejulah mahasiswa unsri membagikan selembaran kemasyarakat ogan ilir . mereka melakukan petisi penolakan ovi kembali. “kami tolak ovi, karena kami tidak butuh pemimpin pemakai narkotika dan DPRD OI harus memiliki nyali mengambil sikap menolak “ tegas presiden mahasiswa unsri, khairunnas.
Bukti perpecahan itu  ketika ada surat Gubernur sumsel menindak lanjuti SK  mandagri memecat ovi sebagai bupati .  .
Mungkin masyarakat ogan ilir sudah bisa tenang karena sebagaimana yang disampaikan oleh  menteri dalam negeri , tjahjo kumolo menegaskan saat in yang menjalankan roda pemerintahan di OI adalah pelakasana tugas (plt ) Bupati OI dijabat Ilyas Panji Alam . ovi sudah dipecat karena menjadi tersangka pengguna narkoba
Semua orang pasti ingin punya pemimpin yang jujur dan bisa mengemban amanah yang sudah diberikan dan juga peemimpin yang bertanggung jawab atas janji- janjin yang mereka berikan pada saat berorasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H