Mohon tunggu...
Dea Kurnia
Dea Kurnia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lukisan Tebing Situs Kuno Tapurarang

7 Juli 2018   19:32 Diperbarui: 7 Juli 2018   19:52 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situs purbakala Tapurarang yang berada di kabupaten Fakfak, Papua Barat. Di tempat ini menyimpan banyak keindahan, dan cerita misteri di dalam nya. Lukisan tebing yang merupakan situs kuno Kokas di Andamata ini peninggalan jaman prasejarah. Oleh masyarakat setempat, lukisan tebing di bebatuan terjal ini biasa disebut sebagai Tapurarang.

Keunikannya bisa kita lihat dari gambaran telapak tangan manusia. Meski sudah berabad-abad lamanya, warna yang menggunakan bahan alami itu sampai sekarang tidak pudar, dan masih bertahan hingga saat ini. Warna merahnya menyerupai darah manusia. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menyebutnya dengan lukisan cap tangan darah.

Masyarakat setempat menyebut lukisan tebing ini sebagai tempat yang disakralkan. Mereka percaya bahwa, lukisan tersebut sebagai wujud orang-orang yang telah dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor. Yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan.

Konon nenek ini meninggal saat terjadi musibah, sehingga perahu yang ia tumpangi tenggelam. Dari seluruh penumpang perahu tersebut, hanya nenek itu yang meninggal. Dan tidak ada penumpang diatas perahu yang berusaha menolong nenek untuk menyeamatkan diri.

Merasa sakit hati, arwah nenek yang telah berubah menjadi setan kaborbor, mengutuk semua penumpang perahu yang menyelamatkan diri di atas tebing batu. Karena kutukan tersebut, seluruh penumpang dan hasil-hasil laut yang dibawa, seketika berubah menjadi lukisan tebing.

Di lokasi lukisan tebing ini, kita juga dapat menjumpai kerangka tulang manusia. Kerangka tersebut dipercaya sebagai leluhur atau nenek moyang masyarakat Kokas. Tulang tengkorak manusia ini, sisa kebiasaan masyarakt setempat yang tidak menguburkan jasad leluhur, melainkan meletakkannya di tebing batu, gua, tanjung, ataupun di pohon besar yang dianggap sakral.

Jika air sedang pasang, kita dapat menaiki tebing dan menyaksikan situs purbakala Tapurarang ini dari dekat. Dan sebaliknya, jika air sedang surut, kita hanya dapat menikmati keindahannya dari jauh dan menaiki longboat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun