Mohon tunggu...
Dea Klarisa
Dea Klarisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dea Klarisa adalah mahasiswa semester 6 disalah satu universitas swasta terbaik di Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ciri-Ciri Pola Bahasa yang Digunakan dalam Aksi Phishing

8 Juli 2024   19:25 Diperbarui: 8 Juli 2024   19:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surakarta - PKM-RSH Linguistik Forensik FKIP UMS meneliti mengenai kejahatan berbahasa aksi doxing, scamming, dan phishing.

Pernahkah kamu mendapatkan pesan atau email yang berasal dari bank atau layanan yang kamu gunakan, tapi terasa aneh? Mungkin mereka meminta informasi pribadi atau detail akunmu dengan alasan mendesak. 

Nah, itulah yang disebut dengan phishing. Phising ini adalah bentuk kejahatan di dunia maya di mana para pelaku mencoba mengelabuhi kita dengan bahasa yang manipulatif dan persuasif agar kita memberika informasi pribadi yang sensitif. Yuk kita bahas lebih lanjut tentang ciri-ciri pola bahasa yang digunakan dalam aksi phising, biar kita nggak jadi korban berikutnya!

1. Urgensi dan Tekanan Waktu

Ciri pola bahasa yang digunakan dalam aksi phising yang pertama adalah Pesan yang mendesak korban untuk segera mengambil tindakan, seperti "Segera perbarui akun Anda sekarang!" atau "Akun Anda akan ditutup dalam 24 jam jika tidak ada tindakan."  Dari pola kalimatnya dapat kita lihat bersifat imperatif (perintah) yang diikuti dengan presure (tekanan) bahkan ancaman. Tujuan dari  si pengirim pesan itu tidak lain untuk mengacaukan pikiran penerima pesan saat membacanya. Pengirim pesan berharap agar penerima pesan membuat kesimpulan bahwa pesan tersebut sebagai sesuatu yg urgen, yg sangat mendesak utk segera diambil tindakan dg dua pilihan ya atau tidak. Bayangkan jika penerima pesan yg saat membaca pesan itu baru dalam kondisi sibuk dengan urusan yg sangat penting pasti tidak berfikir panjang dan berprasangka buruk kemudian dg cepat mengambil tindakan "iya". Tanpa disadari dengan begitu penerima pesan sudah masuk dalam jebakan si pelaku.

2. Otoritas Palsu

Ciri yang kedua yaitu biasanya pesan yang dikirim oleh pelaku mengaku berasal dari sumber yang sah dan berwenang seperti bank, perusahaan kartu kredit, atau instansi pemerintah.  Contohnya, "Ini adalah pemberitahuan resmi dari bank Anda. Cara ini digunakan untuk meyakinkan penerima pesan, jika pengirim pesan berasal dari lembaga atau institusi resmi, bentuk  pesan yang dikirimkan pelaku biasanya disertai dengan simbol atau logo dari sumber yang dimaksud. Target dari pengirim pesan itu ialah penerima pesan yang mudah percaya atau yang biasa berpikir ceroboh tanpa mengonfirmasi pesan itu pada pihak atau sumber asli yg ditulis dalam pesan. Sudah jelas sasarannya pasti semua penerima pesan secara acak yang tanpa mempertimbangan latar belakang pendidikan atau pengalaman si penerima pesan.

3. Permintaan Informasi Pribadi

Lanjut pada ciri pola bahasa yang digunakan dalam aksi phishing yaitu pesan meminta informasi sensitif seperti nomor kartu kredit, kata sandi, atau nomor Jaminan Sosial. Contohnya, "Untuk verifikasi, masukkan detail akun Anda di sini." Berbeda dari yang sebelumnya, cara ini biasanya dilakukan tidak secara langsung meminta data pribadi, tapi didahului dengan pernyataan- pernyataan yang bersifat persuasif agar penerima pesan larut dalam alur permintaan pengirim pesan dan berfikir jika pesan itu sangat penting bagi pemilik akun penerima pesan tersebut.

4. Tautan atau Lampiran Berbahaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun