Mohon tunggu...
Dea irene Mardiana
Dea irene Mardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Komunikasi dan Penyiaran Islam - Universitas Muhammadiyah Jakarta - Penerima Beasiswa Program 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semua Dimulai dari Cinta

2 Mei 2024   18:30 Diperbarui: 2 Mei 2024   18:33 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan kehidupan manusia, ada banyak hal yang mendorong tindakan dan pilihan kita. Beberapa mungkin termotivasi oleh ambisi, cinta keluarga, atau bahkan keinginan untuk dihormati oleh orang lain. Namun, di atas semua itu, ada satu motivasi yang dapat memberi makna sejati pada setiap langkah yang kita ambil, yaitu cinta kepada Allah.

Cinta kepada Allah bukan sekadar kata-kata atau ungkapan semata. Cinta ini adalah inti dari segala sesuatu. Cinta ini adalah sumber energi yang membuat kita bangkit dari tidur setiap pagi, alasan kita menjaga integritas dan kebenaran, dan fondasi yang membuat kita tabah dalam menghadapi tantangan hidup.

Ketika seseorang mencintai Allah dengan tulus, seluruh pandangan hidupnya berubah. Tidak lagi merasa terjebak dalam lingkaran ketidakpastian atau kekosongan, ia menemukan arah dan tujuan yang jelas. Hatinya selalu ingin mendekat kepada-Nya, mencari ridha-Nya, dan melakukan apa yang Dia sukai.

Cinta kepada Allah membuat seseorang bersedia berkorban tanpa pamrih, karena dia tahu bahwa ada kebahagiaan yang lebih besar yang menantinya. Dia melihat amal kebaikan bukan sebagai beban, tetapi sebagai bentuk ibadah yang penuh kebahagiaan. Dia juga menyadari bahwa segala sesuatu yang dia miliki hanyalah titipan, sehingga dia tidak terlalu terikat pada dunia.

Cinta kepada Allah mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain. Kita menjadi lebih sabar, karena kita tahu bahwa setiap orang adalah ciptaan Allah yang memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Kita menjadi lebih pemaaf, karena kita memahami bahwa Allah pun Maha Pengampun dan menyukai hamba yang memaafkan. Kita menjadi lebih dermawan, karena kita percaya bahwa rezeki yang kita miliki adalah berkah dari Allah yang harus dibagikan.

Ketika cinta kepada Allah memenuhi hati, kita juga menjadi lebih taat pada ajaran-Nya. Kita akan berusaha untuk menjalankan shalat, puasa, zakat, dan haji dengan penuh kesadaran. Kita akan menjauhi dosa dan maksiat, karena kita tidak ingin merusak hubungan kita dengan-Nya. Kita juga akan lebih menjaga lingkungan dan berbuat baik kepada semua makhluk, karena kita sadar bahwa kita adalah khalifah di bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun