[caption id="attachment_272493" align="alignleft" width="300" caption="sumber:sahacrash.com"][/caption] Untuk yang satu ini, saya ingin minta pendapat anda, tentang berita yang baru saja terbit di Kompas.com, ‘Aneh, SMS di Ponsel Gayus Tak Jadi Bukti’.
Entah karena sudah terlalu banyak borok yang terbongkar, atau karena sudah kehabisan skenario, sehingga anomali logika, selalu saja hadir di setiap proses persidangan kasus Gayus.
Saya susah menalar, bagaimana bisa, kumpulan SMS tentang permufaktan jahat, yang mengendap dan bersemayam di ponsel Gayus, hingga kini hilang entah kemana, sehingga sampai seorang Gayus, harus menanyakan nasib dan keberadaan kumpulan SMS-nya itu di muka pengadilan?
Semakin susah saya menalar, karena secara naluri, seorang tersangka akan mati-matian mencari cara mengurangi atau bahkan memusnahkan barang bukti yang memberatkan tuduhannya, namun dalam kasus ini, Gayus meminta kumpulan SMS-nya, yang menurutnya memuat alur tindakan suap yang dia lakukan.
Mungkin, kita perlu mengirim pesan gencetan senjata kepada teroris (kalo diminta berhenti total, kayanya susah deh), agar menghentikan sejenak aksinya, biar polisi, media, dan kita semua dapat fokus menyelesaikan efisode Gurita Mafia dengan seksama dan tuntas. (entah bagi anda, bagi saya, kadang berita tentang teroris suka menggangu saya ketka asik mengikuti beberapa kasus besar, karena sering muncul ditengah-tengahnya, ko kompak yah?)
Sebagai rakyat biasa, yang tidak bisa berbuat apa-apa bila mendapati kejadian seperti ini, saya hanya bisa berkhayal, ada ga yah, anggota DPR yang akan bertanya, dalam fit and proper test calon Kapolri nanti, “Pak calon Kapolri…..anda tau dimana Ponsel Gayus?”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H