Â
Apakah anda pernah mendengar tentang self-harm atau menyakiti diri sendiri?
Mungkin peristiwa ini terdengar asing atau menyeramkan oleh sebagian orang. namun, penting bagi kita untuk memahami penyakit ini lebih dalam. Seringkali dalam kehidupan yang penuh tekanan dan tantangan, beberapa orang bereaksi dengan cara yang tidak sehat, salah satunya melalui tindakan self-harm. Fenomena ini sering sekali disalah artikan sebagai bentuk perhatian atau bahkan dianggap sebagai tindakan manipulatif. Namun, dibalik tindakan tersebut terdapat kebingungan dan keputusasaan yang perlu dipahami dengan lebih mendalam. Yuk, mari kita pahami dengan seksama!
Apa Itu Self-Harm?
Self-Harm atau self-injury adalah perilaku menyakiti diri sendiri yang mencakup berbagai tindakan dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit pada diri sendiri. Hal ini dapat mencakup berupa memotong kulit, membakar diri, pemukulan, atau kekerasan fisik lainnya. Tindakan menyakiti diri sendiri sering kali menggambarkan ketidakmampuan mengatasi tekanan emosional yang dialami seseorang.
Rasjid (2018) menyatakan bahwa self-harm atau self injury adalah ketika seseorang menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan, atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit menyakiti diri dapat dilakukan secara fisik. Sedangkan menurut Mary (2018) menyatakan bahwa self-harm muncul karena adanya kecenderungan ingin menyakiti diri sendiri yang nantinya akan mengarah pada self injury atau menyakiti diri sendiri sebagai pelampiasan emosi.
Apa aja sih faktor penyebabnya?
depresi dan kecemasan dapat menjadi penyebab utama. Selain itu, perasaan kesepian, terisolasi, dan kekurangan dukungan sosial dapat memperburuk keadaan mereka.
Ada berbagai faktor penyebab yang dapat membuat seseorang melakukan self-harm. Yaitu tekanan sosial, masalah interpersonal, atau bahkan penyakit mental sepertiAlasan seseorang melakukan self-harm untuk dapat membantu mereka yang melakukannya merasa lega atau bahkan dapat mengendalikan perasaan yang sulit mereka hadapi. Salah satu bentuk perilaku self-harm diantaranya adalah cutting yaitu dengan tindakan mengiris diri sendiri, membuat goresan, menyayat atau melukai salah satu bagian tubuhnya dengan benda tajam. Namun, ini hanya solusi sementara dan dapat memperburuk keadaan mereka.
Penting untuk diingat bagi kita semua bahwa self-harm bukanlah cara yang sehat untuk mengatasi emosional. Namun, sebagai masyarakat kita perlu untuk memahami bahwa self-harm adalah tanda penderitaan emosional yang mendalam dan jangan pernah menghukum atau mengisolasi seseorang yang melakukan self-harm karena hanya akan memperburukkan keadaan mereka. Oleh karena itu, pentingnya bagi kita untuk memahami dan mendukung mereka yang sedang mengalaminya.
Bagaimana kita dapat membantu mereka untuk menemukan cinta dalam diri mereka sendiri?
Pertama, penting bagi kita untuk mendengarkan dan memahami masalah yang dialami mereka. Jangan mengkritik atau menyalahkan mereka karena telah menyakiti diri sendiri. Cobalah untuk bertanya tanpa menghakimi dan berikan dukungan serta empati.
Selanjutnya, bantu mereka menemukan cara yang lebih sehat untuk mengatasi tekanan emosional. Mengajak mereka untuk mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog atau konselor, yang dapat mengeksplorasi emosi mereka dengan aman dan menyarankan strategi yang lebih sehat untuk mengatasi masalah.
Selain itu, dorong mereka untuk menemukan cinta dalam dirinya. Bantu mereka dengan mengenali kekuatan dan potensi yang ada dalam diri mereka. Ingatkan bahwa dirinya berharga dan pantas mendapatkan kasih sayang.
Dalam proses pemulihan dari self-harm butuh perjalanan yang panjang dan sulit. diperlukan waktu, dukungan, dan kesabaran untuk membantu mereka yang mengalami self-harm menemukan cinta dalam diri sendiri mereka.
kesimpulannya bahwa pemahaman mendalam tentang self-harm adalah langkah pertama dalam membantu mereka yang mengalami masalah ini. Edukasi tentang self-harm dan cara mengatasi rasa sakit emosional dapat mengurangi stigma dan mendorong banyak orang untuk mencari bantuan. Pemahaman berperan dalam perjalanan pemulihan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H