Optimalisasi Fasilitator Puspaga dalam Meningkatkan Keterampilan Keluarga untuk Memupuk Kepercayaan Diri Anak: Pendekatan Psikologi Kognitif
Jumat, 27 September 2024 - Puspaga goes to school kali ini didampingi oleh fasilitator Muhammad Randy Pradika Rakasiwy, yang menerapkan pendekatan psikologi kognitif dalam proses diskusi. Pendekatan ini fokus pada interaksi antara pikiran, perasaan, dan perilaku siswa. Psikologi kognitif menjelaskan bagaimana individu memperoleh, menyimpan, dan memanfaatkan pengetahuan. Dalam konteks anak pra sekolah, perkembangan kognitif mereka mempengaruhi cara mereka memahami diri sendiri dan dunia di sekitar mereka. Oleh karena itu, mendukung keluarga dalam mengoptimalkan pembelajaran anak melalui fasilitator menjadi sangat penting. Keunggulan pendekatan ini berfokus pada pemikiran siswa selama proses belajar seperti menghafal lagu dan berinteraksi dengan teman sebayanya yang diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan kognitif dan emosional mereka
Fasilitator puspaga berfungsi sebagai penghubung antara pengetahuan teoritis dan praktik yang relevan bagi anak dan orang tua. Pengarahan dengan pendekatan psikologi kognitif mendorong keterlibatan aktif orang tua, serta memberi dukungan kepada anak dalam mengembangkan keterampilan yang mereka miliki. Dengan pendekatan ini, diharapkan anak-anak dapat belajar untuk  membangun kepercayaan diri.
Keterlibatan orang tua dalam berdiskusi dan berbagi pengalaman selama mengasuh anak menambah relevansi antara materi yang disampaikan dengan keadaan di lapangan. Kegiatan ini melibatkan berbagai kegiatan interaktif yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan kognitif anak dan orang tua. Kegiatan tersebut termasuk:
Diskusi Keluarga: Fasilitator mendorong orang tua untuk berdiskusi tentang tantangan yang dihadapi dalam pengasuhan anak, sehingga mereka dapat saling berbagi solusi.
Role Play: Melalui praktek, orang tua dapat mengerti bagaimana cara memberikan motivasi dan afirmasi positif kepada anak.
Studi Kasus: Meninjau permalasahan yang relevan dengan berbagai sudut pandang serta menemukan solusi alternatif.
Terdapat beberapa poin penting selama diskusi yang perlu diperhatikan orang tua dalam mengimplementasikan materi yang disampaikan fasilitator. Dalam kegiatan ini terdapat pokok-pokok pembahasan yang penting untuk disimak bersama, di antaranya:
- Peningkatan pemahaman keluarga: Keterlibatan orang tua dalam kegiatan menjadi dasar peningkatan dalam pemahaman parenting mereka. Melalui sesi pembelajaran, mereka mempelajari teknik baru untuk berkomunikasi dengan anak, seperti penggunaan bahasa yang positif dan penguatan perilaku yang baik. Dalam psikologi kognitif, proses ini membantu orang tua mengubah pola pikir mereka, yang selanjutnya berpengaruh pada cara mereka mendidik anak.
- Meningkatkan kepercayaan diri anak: Melalui motivasi dan afirmasi positif, para siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kepercayaan diri dengan cara berani memperkenalkan diri kepada fasilitator dan peserta lainnya. Keberanian ini sangat penting dalam psikologi kognitif, di mana pengalaman positif membantu anak membangun skema mental yang mendukung kepercayaan diri mereka.
- Aspek emosional: Fasilitator juga menekankan pentingnya pengelolaan emosi. Melalui kegiatan yang melibatkan ekspresi diri, anak-anak diajarkan untuk mengenali dan mengelola perasaan mereka. Misalnya, ketika terjadi tantrum, anak-anak dapat bereksplorasi tentang berbagai emosi, orang tua dapat membantu mereka memvalidasi perasaan mereka dan memahami diri  lebih baik.
- Pengaruh lingkungan keluarga: Keterlibatan orang tua dalam kegiatan Puspaga Goes to School menciptakan lingkungan belajar yang positif di rumah. Ketika orang tua menerapkan teknik yang dipelajari, anak-anak merasa lebih didukung dan dihargai, yang berkontribusi pada peningkatan kepercayaan diri mereka. Psikologi kognitif menekankan bahwa lingkungan yang mendukung memperkuat pengembangan kognitif dan emosional anak.
Meskipun telah banyak ditemukan pola asuh orang tua yang tepat, tetapi masih terdapat tantangan. Salah satunya adalah keberagaman latar belakang dan kemampuan anak-anak. Untuk mengatasi hal ini, fasilitator mengarahkan orang tua untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. Misalnya, orang tua dapat mempelajari teknik parenting dalam pengajaran, sehingga setiap anak dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Untuk lebih akuratnya, orang tua dapat berkonsultasi dengan para ahli untuk memeroleh pengarahan pola asuh yang sesuai dengan karakteristik anak mereka