Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Menurut Gane, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Media pembelajaran adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam proses belajar dan mengajar. Dalam  pembelajaran guru biasanya menggunakan media pembelajaran sebagai perantara dalam menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh peserta didik. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan minat  serta  keinginan  yang  baru, membangkitkan motivasi bahkan  membawa  pengaruh  psikologis terhadap proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Berhasil tidaknya mencapai tujuan pembelajaran ditentukan oleh guru, karena guru tidak hanya menyampaikan pembelajaran, tetapi lebih dari itu, seorang guru harus bisa membimbing peserta didik yang saling tumbuh dan berkembang  baik, sikap, fisik dan juga psikisnya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru harus bisa membuat suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik tidak cepat jenuh dan bosan.
(Rabu,26/07/2023) Mahasiswa UNNES Giat 5 di Desa Susukan yang melakukan proses pembelajaran penerapan nilai-nilai pancasila menggunakan media pembelajaran ular tangga yang menarik di SDN 2 Susukan. Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan di kelas 4 yang terdiri dari 18 siswa. Media pembelajaran ular tangga yang digunakan yaitu dengan membuat permainan ular tangga yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan mengenai materi penerapan nilai-nilai pancasila.
Sebelum melakukan permainan, mahasiswa menjelaskan materi yang menjadi pertanyaan serta peraturan dalam permainan ini di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berisi tentang butir-butir Pancasila, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan penerapan Pancasila di kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, dibentuk kelompok menjadi tiga kelompok siswa yaitu kelompok A, kelompok B, dan kelompok C yang terdiri dari 6 siswa. Pada masing-masing kelompok terdapat pembagian tugas seperti siswa pelempar dadu, siswa yang menjalankan pion, dan sisanya bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang didapat. Selama permainan siswa berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam beberapa kotak permainan ular tangga.
Diakhir pembelajaran sebelum pulang sekolah, mahasiswa memberikan permainan yang merupakan penerapan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Permainan ini dimainkan oleh kelompok yang telah dibentuk sebelumnya, masing-masing kelompok baris berbanjar dan saling berpegangan di pundak rekan satu kelompok. Siswa paling depan bertugas untuk mengambil sedotan yang dimiliki kelompok lain, sedotan tersebut dibawa oleh siswa yang berada di paling belakang. Syarat dari permainan ini yaitu tidak boleh melingkar untuk melindungi sedotan yang dibawa dan jangan sampai terputus dari kelompoknya. Inovasi pembelajaran ini menunjukkan bahwa perlunya menjaga kekompakan dan solidaritas untuk tetap bersatu dan tidak terpecah belah.
"Pembelajarannya asik dan menyenangkan", ucap michelle salah satu siswi kelas 4 SDN 2 Susukan. Terlihat wajah riang gembira dari para siswa selama mengikuti pembelajaran berbasis games/permainan, siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan lebih mudah memahami materi yang telah diberikan oleh kelompok mahasiswa UNNES Giat 5. Hal ini membuktikan bahwa penerapan media pembelajaran ular tangga dengan memasukkan materi Pancasila dapat meningkatkan mutu belajar siswa.
