Mohon tunggu...
dea
dea Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ibnu Riyanto Pengusaha Muda yang Tak Kenal Lelah Mempromosikan Batik Cirebon

24 Desember 2015   18:37 Diperbarui: 24 Desember 2015   18:37 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ibnu Riyanto pria asal Cirebon yang lahir 1 Oktober 1988 ini, merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Ibnu yang semasa kecil dikenal sebagai anak "nakal" itu, kini berubah menjadi sosok pengusaha muda, seorang enterpreneur Batik Trusmi Cirebon.

Sejak mengawali usahanya, Ibnu selalu melakukan inovasi yang berbeda dengan kebanyakan pengusaha batik lainnya di Trusmi. Ibnu mulai berwirausaha sejak lulus SMA tahun 2006, bersamaan dengan hari pernikahnnya. Model ternama Sally Giovanny menjadi pilihan Ibnu untuk mengaruhi bahtera rumah tangga.

Kesuksesan suami tak lepas dari peran istri, kalimat itulah yang menjadi motivasi Ibnu untuk menjadikan Sally tak hanya sebagai istri, tetapi juga sebagai partner bisnis.

Keinginan mengawali bisnis cukup menggebu. Bukannya asik berbulan madu, malam pertama pasangan Ibnu-Sally justru dihabiskan untuk berdiskusi soal rencana bisnis mereka.

Selang satu tahun menjalani pernikahannya bersama model cantik itu, terobosan demi terobosan dilakukan Ibnu, hingga pada 2007, dengan tekad yang kuat Ia mendirikan Toko Batik Bernama IBR, kepanjangan dari "Ibnu bari rabi" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Ibnu bersama istri".

Uang sebesar 17 juta rupiah yang terkumpul dari para undangan pesta pernikahan mereka dijadikan modal utama bisnis batik IBR. Kesederhanaan dan kerja keras Ibnu dan Sally perlahan membuahkan hasil. Ibnu pun mulai mempromosikan batik di kalangan masyarakat Cirebon.

Berbagai aral dan rintangan mengawali bisnis kerap dihadapi Ibnu. Namun, dengan rasa percaya diri dan semangatnya Ibnu pun terus berusaha memasarkan batik IBR agar dikenal tak hanya oleh warga Cirebon, namun juga para pendatang dari luar kota.

Dikisahkan Ibnu, untuk mempromosikan batik jualannya ia lakukan dengan cara berkeliling dari kampung Trusmi ke kampung lainnya. Tentu itu dilakukan bersama sang istri yang selalu memberinya motivasi sukses.

“Semua saya kerjakan dengan penuh semangat dan ikhlas. Awalnya saya sempet ragu cuma setelah saya mengungkapnya kepada istri saya istri saya bilang jika kita serius dan sabar dalam menjalani usaha, maka pasti akan berhasil. Dari situlah saya mulai semangat kembali,” ujar Ibnu.

Dari waktu ke waktu, progres usaha "Si Anak Nakal" ini terus berkembang maju. Hingga di tahun 2008, Ibnu sukses memposisikan IBR sebagai branch batik Trusmi. Semangatnya untuk menjadikan Batik khas Cirebon agar Go Nasional dan Go International membuat ia terus berinovasi.

Ibnu menyadari setiap usaha tentu harus diiringi dengan doa. Ada campur tangan Tuhan dalam setiap langkahnya. Setelah sukses mengibarkan IBR, pada tahun 2010, Ibnu kembali mendirikan Pusat Grosir Batik Trusmi berlokasi tak jauh dari pintu sentra batik Trusmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun