Mohon tunggu...
Dea Annissa
Dea Annissa Mohon Tunggu... -

jemari menari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menanti Janji Senja

28 Januari 2018   20:11 Diperbarui: 28 Januari 2018   21:23 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

**

"kau sudah siap ren?, tidak ada lagi yang tertinggal bukan?" tanya rado padaku, "ada," jawabku, "apa?" tanyanya, "hatiku" jawabku dengan tawa, aku tidak bergurau, aku serius batinku. Diapun mengacak rambutku lagi, dan membawakan barang-barangku masuk kemobilnya.

"kau akan kembali pergi hari ini?" tanyaku diperjalanan, "iya ren, kau ikut mengantarku ke bandara ya. Nanti ada temanku yang akan datang, dia akan mengantarmu pulang dengan mobilku." "secepat itu ?" tanyaku, rado menepikan mobilnya, aku tersentak saat dia menggenggam tanganku, "Reney, aku tak akan pergi lagi darimu, kau tak akan kehilanganku begitu juga aku yang tak akan pernah melepasmu." Rado melepaskan tanganku dan melanjutkan perjalanan, aku terdiam seribu bahasa, mencoba mengerti perkataan rado. Hening sepanjang jalan, hingga akhirnya kami tiba dibandara.

Rado menyiapkan segala keperluannya, aku masih berusaha tidak memikirkan kejadian tadi. Aku duduk diruang tunggu, terlihat rado sedang berjalan ke arahku membawakan minuman dan roti sambil tersenyum lebar padaku, senyum yang akan selalu kusimpan rapat-rapat didalam hati kecilku.

"minum ini supaya perutmu hangat," suruhnya sambil menatapku, "terimakasih ya," ucapku, "Reney," "hmm" jawabku, "Apakah kau mau menikah denganku? Tanya rado, aku terdiam masih tidak paham dengan perkataannya. "bukankah kau akan menikah ?" tanyaku ragu, "Ya, aku memang akan menikah. Menikah denganmu" jawabnya, "kali ini jangan main-main rado!" aku mulai kesal padanya, sampai akhirnya rado mengeluarkan kotak kecil dari balik saku jasnya dan meletakkan nya ditanganku, "Maafkan aku ren, tidak mengatakannya sejak awal, akupun tak mempersiapkan hatiku saat kita bertemu kembali, maafkan aku membuatmu menunggu kabarku, maafkan aku ren" pinta rado memelas, dan penuh penyesalan. "iya aku memaafkanmu," jawabku sambil menepuk pelan tangannya yang sedang menggenggam tanganku. "Ren, maukah kau menungguku lagi kali ini hanya sebentar, aku akan menikahimu segera saat kembali nanti." Pinta rado, "Iya rado, aku sudah pernah menunggumu jadi ini tak akan sulit" jawabku tersenyum. "terimakasih ren," ucapnya sambil memelukku erat.

Aku melambaikan tanganku padanya, "aku akan kembali ren," teriaknya "iya, sampai jumpa kembali" balasku. Pesawatnya sudah lepas landas, hatiku dibawa lagi bersamanya, aku menunggunya, kali ini menunggu yang pasti bukan seperti hari kemarin yang tak pasti. Aku memandangi kalung pemberian rado, Senja kali ini menemani hatiku mengantarkannya pergi, dalam hatiku percaya "Senja kau tak akan ingkar janji."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun