Mohon tunggu...
Dea Ayu Jzuniarni
Dea Ayu Jzuniarni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Komputer Indonesia

Menulis bukan sekadar hobi, tapi panggilan untuk berbagi makna.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kontras Kehidupan di Jalan Asia Afrika Bandung

29 Oktober 2024   19:24 Diperbarui: 30 Oktober 2024   06:43 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pria terlihat duduk di trotoar Jalan Asia Afrika, Bandung, di depan bangunan berarsitektur kolonial yang megah. Pemandangan ini menciptakan kontras yang menarik antara kemegahan kawasan bersejarah dan kehidupan sehari-hari sebagian masyarakat yang ada di sekitarnya. Jalan Asia Afrika, yang terkenal sebagai salah satu ikon kota dan menjadi daya tarik wisata, juga menyimpan sisi kehidupan lain yang mungkin tidak disadari oleh para pengunjung.

Dalam foto tersebut, pria itu duduk bersandar di trotoar, tepat di depan bangunan tua dengan jendela berjeruji besi dan dinding berpola kotak-kotak. Di sampingnya, terlihat bola batu bertuliskan "Holland," sebuah simbol peninggalan sejarah kolonial Belanda yang masih berjejak di kawasan ini. Sementara banyak orang datang ke Jalan Asia Afrika untuk menikmati pemandangan arsitektur kolonial, pria ini menghadirkan realitas yang berbeda, sebuah pengingat akan kehidupan sehari-hari yang terjadi di balik gemerlapnya kawasan wisata ini.

Kehadiran pria ini di antara bangunan megah dan wisatawan menunjukkan sisi lain dari Jalan Asia Afrika, di mana modernitas dan daya tarik wisata bertemu dengan kehidupan sederhana masyarakat kota. Di tengah hiruk-pikuk pengunjung yang datang untuk berfoto atau menikmati suasana bersejarah, ada individu yang mungkin menjalani kesehariannya di jalanan, sebuah realitas yang sering terabaikan di kawasan wisata ini.

Jalan Asia Afrika, yang sering kali menjadi tempat perayaan acara-acara besar dan pameran budaya, ternyata juga menyimpan berbagai cerita kehidupan masyarakatnya. Potret pria ini menjadi pengingat bahwa ada berbagai lapisan kehidupan di kota ini, di mana kisah-kisah sederhana juga turut membentuk dinamika perkotaan yang kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun