Hari persahabatan internasional diperingati pada 30 juli. Sahabat atau teman itu bedanya apa sih? atau keduanya sama? Sahabat atau teman itu adalah suatu perilaku kerjasama dan saling mendukung antara dua orang atau lebih. Biasanya seseorang mengartikan kalau sahabat itu adalah teman tapi lebih dekat. Â Memiliki teman atau sahabat itu suatu hal yang penting untuk anak-anak atau remaja seperti saya ini. Usia muda adalah saat dimana kita bisa menikmati hidup bersenang-senang bersama teman sebelum merasakan kerasnya kehidupan di luar sana.Â
Kalian tipikal orang yang mudah mencari teman atau sebaliknya? Enak punya banyak teman atau sedikit? Lalu bagaiman cara menghadapi teman yang toxic?
okey, sebenarnya teman itu sebuah komponen penting ya... karena orang yang tidak memiliki teman itu cenderung kesepian, apalagi dalam lingkup pendidikan. Meskipun seseorang itu introvert(tertutup) pun juga nggak bisa kalau nggak punya teman. Saya pribadi adalah orang yang mudah berbaur pada orang baru, jadi ya tidak terlalu sulit untuk mendapatkan teman baru. Banyak atau sedikit teman itu sama saja, toh ketika punya teman banyak yang benar-benar peduli sama kita juga hanya sedikit.
Dalam dunia pertemanan, tak jarang kita menemukan teman yang toxic (menyusahkan orang lain). Teman toxic itu adalah suatu beban yang sedikit berat ya... suka nya menyusahkan orang lain. Sebenarnya disusahkan oleh teman itu tidak masalah, tapi sering saja mereka tidak mau kita susahkan balik. Intinya tidak terjadi timbal balik.
Sifat toxic mereka ditambah dengan sikap mau menang sendiri dan sering marah jika sesuatu tidak terjadi sesuai kemauan mereka. Itu adalah level dimana kesabaran seseorang diuji. Saat menghadapi teman yang seperti itu sikap apa yang harus kita berikan? menjauhinya atau menghapus mereka dalam daftar teman?
Saya sendiri memiliki teman seperti ini, benar-benar sangat menguras tenaga. Cara yang saya lakukan menghadapi mereka yang pertama adalah saya lihat dulu bagaimana sikap mereka kepada saya, lebih sering baik atau buruk. Lalu dengan kebaikan yang saya berikan apakah mereka akan memberikan feedback. Dari pengalaman pribadi, ketika saya berbuat baik kepada mereka secara terus-menerus, mereka akan sungkan atau merasa bersalah jika mereka tidak bersikap baik seperti apa yang saya lakukan. Lalu dengan teman yang suka semua harus berdasarkan keinginannya sendiri, itu saya cenderung mengabaikan. Karena jika kita terus berdasarkan kemauan mereka, mereka akan cenderung seenaknya. Jadi biarkan saja ketika mereka marah, toh kalau butuh akan ke kita lagi.
Dalam pertemanan, kita harus saling mengerti satu sama lain agar terciptanya pertemanan yang harmonis tentunya. Memilih teman juga hal yang harus kita lakukan ya... seperti ikan yang hidup di lautan, maka rasa ikan tersebut juga akan asin sama dengan lautan tempatnya hidup. Sekian dari saya, apabila ada kesalahan mohon maaf. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk saya yang pemula dalam menulis. Terimakasih, salam sayang.
DY,Kediri 31/07/2023 (12:03)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H