Ketika membayangkan masa kecil bersama orang tua, memori apakah yang terlintas di benakmu?
Apakah terbayang mereka orang tua yang penyayang dan memenuhi kebutuhan emosionalmu? Mungkinkah mereka banyak mengekangmu hingga melakukan kekerasan?
Orang tua bukanlah manusia yang sempurna. Terkadang mereka melakukan apa yang mereka anggap benar dengan menggunakan kita sebagai alasannya. Mereka menginginkan yang terbaik dari anaknya, namun tidak menyadari apa yang mereka lakukan justru melukai kita.
Sebagai anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang toxic , rasanya sulit bagi kita untuk melangkah maju karena luka di masa lalu masih membayangi. Dalam artikel ini, ada beberapa cara yang dapat kita mulai untuk mengobati diri sendiri.
Yuk, disimak caranya di bawah ini!
1. Menerima bahwa mereka tidak akan pernah berubah
Hal yang perlu disadari dalam hidup adalah kita tidak sepenuhnya memiliki kemampuan untuk mengubah orang lain. Setiap orang memiliki ego masing-masing, terlebih lagi orang tua yang membesarkan kita dalam lingkungan toxic.
Meskipun kita membayangkan memiliki orang tua ideal dalam mimpi kita, pada kenyataannya mereka tidak dapat memberikan kebahagiaan yang kita impikan. Daripada berlarut-larut dalam khayalan, baiknya kita menyadari keberadaan orang tua kita apa adanya.
Meskipun kita tidak memiliki orang tua yang ideal, kita masih dapat memutuskan untuk mencari kebahagiaan dari hal atau orang lain yang kita sukai. Kita hanya perlu melepaskan mimpi yang kita tahu tidak akan pernah terwujud.
2. Kamu adalah tuan dari kebahagiaanmu sendiri
Kebahagiaan ada dalam genggamanmu. Orang tua bukanlah penentu bagaimana kita merasakan bahagia. Apalagi orang tua yang toxic tidak dapat menjadi pegangan bagi kita dalam mencapai kebahagiaan.
Mencari dan mendapat kebahagiaan adalah tugas setiap individu dan kita tidak perlu bergantung kepada orang lain untuk mendapatkannya.
3. Menyadari bahwa kamu bukanlah sumber masalah
Sebagai seorang anak, tentu tidak ada hal yang lebih kita inginkan selain membuat orang tua senang. Namun, orang tua yang toxic cenderung menyalahkan anaknya dalam segala hal, meskipun sebenarnya mereka yang salah.
Sikap orang tua ini disebabkan oleh ketidakmampuan mereka sendiri dalam mengatasi masalah dan trauma yang telah mereka bawa sepanjang hidup, dan bukanlah salahmu sebagai seorang anak.
Kamu menerima perlakuan itu karena luka batin yang dibawa orang tua, kemudian dilampiaskan kepada seorang anak.
4. Menyadari bahwa kamu pasti dapat sembuh dari luka
Menerima bahwa kita menyadari bahwa ada luka di masa kecil yang masih membekas dapat menjadi langkah awal bagi kamu untuk sembuh. Memang tidak mudah untuk melakukannya, namun tidak ada yang tidak mungkin.
Sediakan waktu untuk mengingat kembali luka-luka di masa lalu dan menghadapinya. Jika kamu kesulitan untuk mengurai sebab trauma itu, maka kamu dapat berkonsultasi kepada pakar profesional untuk mendapatkan bantuan.
Kamu tidak harus menghadapi semuanya sendirian, cobalah meminta bantuan kepada orang lain hingga pakar profesional yang menjadi jalan bagimu untuk mulai mawas diri.
5. Kamu tidak harus memaafkan mereka
Salah satu kelebihan dari menjadi dewasa adalah kamu dapat memutuskan apa yang baik dan tidak bagi dirimu sendiri. Kamu juga dapat mengatur kebutuhan jiwa dan ragamu tanpa perlu bergantung lagi kepada orang tua.
Kamu juga dapat memutuskan untuk lepas dari mereka, menutup rapat memori yang membuatmu terluka dan melupakannya. Tetapi sebelum melakukannya, ingatlah bahwa kamu harus menerima semua memori itu dulu.
Setelah itu, barulah kamu dapat memutuskan untuk membuang kenangan pahit di masa kecil yang tidak membuatmu bahagia.
Menyadari dan memahami bahwa kita memiliki luka yang disebabkan oleh pola asuh orang tua adalah langkah pertama untuk menerima diri sendiri. Meskipun terasa sulit, namun anak-anak yang tumbuh dewasa perlu merasa aman dan nyaman dengan dirinya sendiri.
Mungkin kita memerlukan waktu yang lama untuk sembuh dari luka, namun ketahuilah bahwa kita berhak untuk merasa bahagia dengan melepaskan diri dari trauma di masa kecil. Yuk, kita coba untuk menyembuhkan diri sendiri! ***
Sumber: Psych2Go
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H