Mohon tunggu...
Dea Ananda
Dea Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisiwa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perkembangan Kepercayaan Diri pada Anak

7 Juni 2024   20:29 Diperbarui: 7 Juni 2024   21:29 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepercayaan diri adalah aspek individu yang harus dikembangkan pada usia dini, yang akan dapat merangsang dilingkungan sekitarnya. Lingkungan pertama adalah orang tua sebagai panutan bagi anak-anak. 

Pada umumnya orang tua dapat memberi pengasuhan anak dan hal tersebut berkaitan dengan perkembangan diri anak dalam kehidupan sehari-hari, hal ini akan penting untuk semua aspek perkembangan anak yang sehat dan komponen kunci keberhasilan sekolah. Keyakinan adalah keyakinan akan kemampuan menguasi tubuh, perilaku, dan tantangan yang dihadapi seorang anak didunia yang lebih luas. Anak-anak yang percaya diri sangat antusias ingin mempelajari keterampilan baru, mereka juga berharap orang dewasa yang membantu dan mendukung usahanya.

Orang tua memiliki pengaruh paling penting terhadap perkembangan anak. Faktor pengasuhan yang utama untuk mendorong perkembangan dan kesejahteraan anak diketahui dapat dilakukan denga baik oleh orang tua. Tetapi dengan banyak masalah perilaku dan kurangnya kemandirian anak dikaitkan dengan praktik pengasuhan yang buruk. 

Intervensi pengasuhan yang mengatasi kekurangan keterampilan orang tua dan mengajarkan prinsip-prinsip pola asuh positif berdasarkan teori pembelajaran sosial efektif dan merupakan pengobatan yang direkomendasikan untuk gangguan  perilaku. Kebanyakan orang tua sekarang memiliki akses internet dan gunakan setiap hari, termasuk meminta saran tentang berbagai masalah mengasuh anak, tetapi sarannya seringkali tidak jelas. Pola asuh yang baik melibatkan fokus pada mendorong perilaku positif dan memuji perilaku yang diinginkan, membatasi pengaturan dan mengajarkan regulasi emosi dan keterampilan untuk memecahkan masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun